Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meneropong Progres Ajang PON di Papua
Oleh : Opini
Kamis | 30-01-2020 | 14:28 WIB
ponpapua.jpg Honda-Batam
Logo PON 2020 di Papua. (Foto: Ist)

 

Oleh Rebecca Marian

PEKAN Olahraga Nasional (PON) adalah perhelatan multievent olahraga terbesar di Indonesia, multievent ini diikuti oleh seluruh provinsi yang ada di seluruh tanah air, semua atlet berlomba-lomba untuk bisa menyumbangkan medali bagi daerahnya.

 

Tahun ini, pelaksanaan PON berada di Provinsi Papua, Pemerintah telah melakukan berbagai persiapan seperti membangun venue yang akan menjadi arena perlombaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya terus menyelesaikan pembangunan empat venue olahraga yang mendukung pelaksanaan PON XX di Papua.

Pembangunan keempat arena olahraga ini dilakukan di Kabupaten Jayapura, yakni venue Aquatic dan ISTORA Papua Bangkit di Kawasan Olahraga Kampung Harapan, serta Distrik Sentani Timur dan arena cricket dan Lapangan Hockey di Kampung Doyo Baru Distrik Waibu.

Selain keempat venue tersebut, Kementerian PUPR juga melakukan penataan kawasan seperti kampung harapan seluas 32 hektare. Di lokasi tersebut nantinya akan dibangun sejumlah fasilitas pendukung PON XX diantaranya wisma atlet, kawasan komersial (mal), lapangan latihan atau pemanasan, zona aman stadion, arena parkir, toilet dan pinang room.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat mengingatkan, bahwa PON di Papua itu bukan hanya kompetisi olahraga semata. Namun PON adalah arena bersama untuk merayakan keragaman, mempertebal semangat persaudaraan dan arena memperkuat persatuan dan kesatuan.

Terkait pembangunan infrastruktur pendukung. Jokowi meminta agar infrastruktur tersebut tidak hanya bermanfaat pada saat PON saja.

Ia berharap agar masyarakat masih bisa memanfaatkan infrastruktur yang dibangun dalam jangka waktu yang panjang.

Sehingga, jangan sampai setelah pelaksanaan PON prasarana olahraga yang sudah dibangun dengan biaya yang tidak sedikit justru tidak dimanfaatkan dan menjadi rusak.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali merencanakan untuk tetap menggelar pertandingan 10 cabang olahraga yang sempat dicoret dari Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua. Caranya yakni dengan mencari provinsi pendamping.

PON 2020 Papua yang dilangsungkan mulai 20 Oktober sampai 2 November 2020 telah memutuskan 37 cabang olahraga (Cabor). Pemerintah, KONI, dan Panitia Besar (PB) PON XX sepakat untuk memangkas 3 cabor kemudian mengurangi 10 cabor lagi menjadi 37 cabor.

Cabor yang dipangkas tersebut adalah, arum jeram, korfball, bowling, balap sepeda, ski air, bridge, woodball, gateball, golf, soft tenis, tenis meja, dansa dan petanque. Pemerintah mempertimbangkan venue dan anggaran.

Tentu saja pemangkasan tersebut menjadi polemik sebab sejumlah pengurus besar/pusat cabang sudah menggelar Kualifikasi PON. Dari penyisihan itu telah memunculkan beberapa daerah yang lolos ke PON 2020.

Lantas, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti mengirimkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo pada 16 Januari 2020 untuk meminta agar cabor yang dicoret tetap dipertandingkan di PON XX di luar provinsi Papua. Medali yang diperebutkan juga diperhitungkan masuk dalam klasemen.

Pemerintah dan KONI pusat merespon positif usulan itu. Satu-satunya cara untuk mengakomodasi hal tersebut adalah dengan melakukan perubahan atau revisi pada peraturan pemerintah No. 17 tahun 2007 pasal 12 ayat 3 yang berbunyi.

“Menteri menetapkan satu atau lebih pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional dengan memperhatikan hasil penilaian musyawarah olahraga nasional.

Meski digelar di daerah lain, belum diputuskan daerah mana yang akan ditunjuk menjadi provinsi pendamping dalam perhelatan PON XX PAPUA.

Ketua KONI Pusat, Marciano Norman mengatakan, tuan rumah yang terpilih nantinya harus memiliki venue siap pakai, sehingga pemerintah tidak perlu membangun lagi.

Selain itu, ketersediaan anggaran dari daerah tersebut untuk menyelenggarakan pertandingan 10 cabor yang semula direncanakan di Papua.

Hingga saat ini, Provinsi Jawa Timur-lah yang disebut-sebut memiliki kesiapan untuk menjadi tuan rumah pendamping PON Papua. Tetapi belum ada keterangan tertulis dari KONI mengenai hal tersebut.

Meski demikian, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, mengaku siap untuk berkolaborasi dengan provinsi Papua, jika memang provinsi Jatim dipercaya oleh Menpora sebagai tuan rumah pendamping.

Pelaksanaan PON XX di Papua memang bukan tanpa kendala, tetapi segala upaya tetap dilaksanakan oleh pemerintah demi terselenggaranya multievent tersebut di Indonesia.*

Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta