Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Bersatu Nyatakan Sikap Menjaga Kedaulatan Maritim di Laut Natuna Utara
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 28-01-2020 | 12:16 WIB
sikap-natuna.jpg Honda-Batam
Elemen masyarakat Natuna bersatu nyatakan sikap. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sejumlah elemen pemuda dan para nelayan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yang tergabung dalam beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan para nelayan, menyatakan sikap tentang kedaulatan maritim di Laut Natuna Utara.

Aksi deklarasi yang dimotori Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan para nelayan di Kabupaten Natuna itu, berlangsung di Pelabuhan Rukun Nelayan Pering Lubuk Lumbang, Kelurahan Bandarsyah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna, Minggu (26/01/2020) sore.

Ketua DPD KNPI Natuna, Erianto, menjelaskan, deklarasi ini merupakan bentuk tindak lanjut dari adanya sikap negara China yang melakukan illegal fishing di sekitar perairan Laut Natuna Utara, beberapa minggu lalu.

Sikap sembrono negeri tirai bambu itu, dinilai telah melecehkan kedaulauatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan menyakiti hati masyatakat Natuna.

"Kita ingin menunjukkan kepada pemerintah, bahwa masih ada para pemuda dan nelayan di perbatasan, dan selalu ada untuk menjaga keutuhan NKRI," tegas Erianto, ketika dihubungi, Selasa (28/1/2019).

Pemuda dan nelayana Natuna juga mendukung upaya pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertahanan (Menhan), jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), yang langsung memberikan respon dalam mempertahankan keamananan di wilayah perairan Laut Natuna Utara.

Hal itu dibuktikan dengan turunnya Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) Laksda TNI Yudo Margono bersama jajarannya ke Kabupaten Natuna, pada Jum'at (3/1/2020) kemarin.

"Itu salah satu bukti keseriusan pemerintah terhadap pertahanan di Natuna. Kita sangat mengapresiasi itu," ujar Erianto.

Erianto mewakili Pemuda Natuna juga mendukung langkah pemerintah untuk memberantas aktivitas illegal fishing di sekitar perairan Laut Natuna Utara.

Pasalnya, pasca viralnya puluhan Kapal Ikan Asing (KIA) yang merampok ikan di sekitar Perairan Natuna, masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan harus wanti-wanti untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan di laut mereka sendiri.

"Kita tidak ingin masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan resah akibat adanya kejadian ini. Ini bisa menurunkan pendapatkan nelayan kita, yang hanya melakukan penangkapan ikan dengan cara tradisional, dengan alat tangkap seadanya. Mereka pun ke laut hanya menggunakan pompong (perahu motor_red) berukuran kecil, kalah jauh dengan kapal nelayan dari negara tetangga," terangnya.

Erianto pun meminta kepada seluruh masyarakat di Bumi Sakti Rantau Bertuah, agar tidak resah dengan adanya isu bakal terjadinya perang antara China dengan Indonesia di sekitar Laut Natuna Utara. "Kita semua bersatu padu untuk mempertahankan NKRI di wilayah Laut Natuna," pungkasnya.

Editor: Yudha