Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Media Harus Tumbuhkan Optimisme Masyarakat Wujudkan Indonesia Maju
Oleh : Opini
Selasa | 21-01-2020 | 13:31 WIB
ilustrasi-mass-media-press1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi pers. (Foto: Ist)

Oleh Yoga Utama

DI ERA kemerdekaan pers sekarang ini, setiap hari masyarakat dibanjiri informasi serta dihadapi berbagai opini, data, informasi yang beragam bahkan terkadang status di media sosial-pun bisa jadi berita.

Pers diharapkan mampu mengemas informasi secara positif guna mewujudkan optimisme bangsa.

Presiden Joko Widodo pernah mengatakan dan berharap agar seluruh insan pers dan media turut membangun optimisme, etos kerja masyarakat, produktivitas masyarakat, bukan sebaliknya.

Presiden memberikan contoh-contoh beberapa judul berita di media yang mengganggu pikiran masyarakat, yakni : "Indonesia Diprediksi Akan Hancur", "Semua Pesimis, Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai", "Pemerintah Gagal, Aksi Teror Tak Akan Habis Sampai Kiamat-pun", "Kabut Asap Tak Teratasi Riau Terancam Merdeka".

Bahkan menurut Presiden, ada berita yang lebih seram, "Indonesia Akan Bangkrut, Hancur, Rupiah Akan Tembus Rp 15.000?"

Menanggapi judul-judul tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan, kalau judul seperti ini diteruskan di era kompetisi seperti ini, yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas.

Di era persaingan antar negara ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk. Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita.

Apalagi di tahun 2020 kedepan Indonesia akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di berbagai daerah serta berbagai momentum strstegis lainnya, dibutuhkan kebersamaan dan optimisme dalam membangun kemajuan bsngsa.

Oleh karena itu, media untuk jangan larut ke dalam isu-isu yang tidak substantif dan lebih baik menggiring produksi opini dan berita positif demi lancarnya program pemerintah 5 Tahun kedepan dan suksesnya pembangunan nasional.

Banyak keunggulan-keunghulan bangsa ini yang bisa diopinikan guna membangun optimisme dan kepercayaan diri bahwa bangsa kita bisa menjafi bangsa besar yang maju serta berpengaruh di dunia.

Fungsi kontrol media memang sangst diperlukan apalagi terhadap hal hal yang tidak sesuai dari apa yang seharusnya dilakulan dalam membangun bangsa ini oleh pemerintah, namun hal tersebut haruslah berdasarksn fakta dan bukan bebasis informasi hoaks.
Mafia juga harus jujur menyampaikan keberhasilan keberhasilan dan capaian yang dilakukan pemerintah agar semangat masyarakat dalam ikut berkontribusi membangun kemajuan bangsa tetap terjaga.

Media juga harus mengedukasi masyarakat dengan memberikan literasi kepada masyarakat agar masyarakat cerdas dalam memanfaatkan perkembangan informasi serta bijak menggunakan sarana komunikasi publik.

Kita butuh peran serta semua komponen dalam mensukseskan berbagai kebijakan nasional yang bertujuan membangun kemajuan bangsa.*

Penulis adalah pengamat sosial politik