Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Arahan Presiden Wujudkan Transportasi Terintegrasi
Oleh : Opini
Jumat | 10-01-2020 | 14:24 WIB
kereta-api-cepat-bandung.jpg Honda-Batam
Ilustrasi kereta api cepat di Bandung. (Foto: Ist)

Oleh TW Deora

JUMAT, 10 Januari 2019, bertempat di Kantor Kementerian BUMN RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menandatangani Perjanjian Pemegang Saham Bersama antara PT MRT Jakarta Perseroda dan PT Kereta Api Indonesia Persero.

Penandatanganan dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo, Direktur Utama PT MRT Jakarta William P.

Sabandar, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro dengan disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah memberikan arahan dalam pembentukan perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta dan PT KAI Persero.

Anies menambahkan semua tidak mungkin terjadi bila tidak ada arahan leadership yang kuat. Pertama, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada bapak Presiden Jokowi yang telah memberikan support penuh dan peran sentral, sehingga integrasi bisa terjadi.

Anies menyebut, kolaborasi ini akan mewujudkan pengintegrasian antar moda transportasi di Jabodetabek, dan menargetkan transportasi di Jakarta bakal menjadi angkutan kelas dunia.

Anies mengklaim, perusahaan ini akan mengikuti jejak kesuksesan Jak Lingko dengan menciptakan satu kartu perjalanan untuk semua moda nantinya. Anies mengungkapkan, ketika tercipta Jak Lingko, angka pengguna transportasi di Jakarta tahun 2019 menjadi 700.000 penumpang per hari.

Padahal, di tahun 2017 angkanya baru menyentuh 338.000 penumpang per hari. Apalagi saat ini rencana terintegrasi dengan Kereta Api sudah terwujud. Selain itu, perusahaan patungan ini juga akan menyulap empat stasiun KRL eksisting menjadi Transit Oriented Development (TOD).

Stasiun Senen, Juanda, Tanah Abang, dan Sudirman akan terhubung dengan moda transportasi lain seperti TransJakarta, angkutan umum (angkot), Jak Lingko, MRT, LRT, dan kereta bandara Railink.

Peningkatan jumlah penumpang tersebut berarti menunjukkan peningkatan jumlah pengguna kendaraan pribadi yang telah beralih menggunakan angkutan umum. Hal ini akan berimbas pada menurunnya tingkat kemacetan di Jakarta.

Tom Tom Traffic Index menempatkan Jakarta sebagai kota termacet di dunia nomor empat tahun 2017. Dalam satu tahun, turun menjadi nomor tujuh di dunia, dengan pembentukan perusahaan patungan ini, dirinya berharap Jakarta keluar dari 10 besar.

Di kesempatan yang sama, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, perjanjian yang diteken hari ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo mengenai pengelolaan sistem moda transportasi yang terintegrasi.

Erick berharap agar kerja sama ini dapat berjalan dengan baik dan segera dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk itu dibutuhkan kesungguhan dan komitmen semua pihak.

Jika model kerja sama seperti ini berhasil, maka ini bisa dijadikan acuan bagi daerah lain dalam mengembangkan angkutan umum massal khususnya perkeretaapian perkotaan, integrasi antar moda, pengembangan kawasan berorientasi transit atau TOD (Transit-Oriented Development) dan penataan simpul transportasi.

Perusahan patungan yang bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek akan mengelola dan menata 72 stasiun, termasuk kereta api bandara, dan kereta commuterline, dengan skema permodalan awal PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek ini akan dibagi. 51% dari PT MRT Jakarta, dan 49% dari PT KAI.

Langkah yang ditempuh Kantor Kementerian BUMN RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) ingin mewujudkan visi dan misi Presiden Jokowi dalam menyukseskan periode kedua pemerintahannya.

Karena dalam pidato sambutannya ketika dilantik sebagai Presiden, Jokowi menegaskan tidak ada visi misi yang lain, kecuali visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden.

Sehingga kementerian dan lembaga harus menjalankannya, dan visi serta misi Presiden tersebut diwujudkan dalam 5 program prioritas pemerintahan yaitu pembangunan SDM, pembenahan birokrasi, kelanjutan pembangunan infrastruktur, percepatan ekonomi kerakyatan dan transformasi ekonomi.

Melalui kerjasama yang dibangun oleh Kantor Kementerian BUMN RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) jelas akan membuat roda perekonomian, aktifitas warga, dan sekaligus roda pemerintahan akan berjalan semakin baik, karena transportasi yang lancar menjadi faktor signifikan menunjang era transformasi ekonomi sekarang ini.*

Penulis adalah Pemerhati masalah strategis