Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

E-Money Marak, Permintaan Uang Kartal Masih Tinggi
Oleh : Redaksi
Kamis | 09-01-2020 | 08:28 WIB
uang18.jpg Honda-Batam
Ilustrasi uang.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) mengungkap permintaan uang kartal masih tinggi, walaupun penggunaan transaksi non tunai mulai melonjak.

Direktur Pengembangan Usaha Peruri Fajar Rizki menjelaskan tingginya permintaan uang kartal tersebut tercermin dari data tingkat ketergantungan terhadap order pencetakan uang BI pada 2019.

"Tingkat ketergantungan terhadap order pencetakan uang rupiah dari Bank Indonesia (BI) masih berkontribusi sebesar 60 hingga 70 persen," kata Fajar di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Rabu (8/1).

Kontribusi jumlah pencetakan uang itu juga berhasil mendorong pendapatan perusahaan yang semakin mengarah ke arah positif. Sepanjang 2019, Perum Peruri meraup pendapatan sebesar Rp3,9 triliun, diikuti laba perusahaan yang meningkat 30 persen dibanding 2018 menjadi Rp595 miliar.

"Pendapatan meningkat 23 persen dibanding 2018 menjadi Rp3,9 triliun, dengan laba sebesar Rp595 miliar, yang juga meningkat 30 persen dibanding tahun lalu," ungkapnya.

Fajar pun memaparkan, secara internasional, permintaan uang kartal juga turut tumbuh. Pasalnya, berdasarkan riset yang dihimpun oleh Giesecke+Devrient (G+D) dan Smither Spira, pertumbuhan permintaan terhadap uang kartal naik hingga 2 sampai 3 persen pada 2019.

"Hasil riset masih tumbuh (uang kartal) antara 2 hingga 3 persen atas kebutuhan uang kertas dan logam," paparnya.

Menurut Fajar, pertumbuhan kebutuhan uang kartal domestik didorong oleh pertumbuhan teknologi yang masih berpusat di perkotaan besar saja.

"Negara ini kan kepulauan, yang butuh uang fisik juga masih tumbuh, sejalan pertumbuhan ekonomi. Memang di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan cashlessnya itu tumbuh. Tapi untuk di kota yang masih jauh dari perkotaan besar, rata-rata masih menggunakan uang secara fisik. Permintaanya pun masih tumbuh," pungkasnya.

Kendati demikian, Fajar tidak menampik pihaknya juga lama kelamaan akan ikut beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Pasalnya, di luar kebutuhan akan uang, ia menilai bisnis lain terkait dengan bisnis percetakan dan sertifikasi yang kian menurun akibat munculnya komputerisasi yang menggantikan kertas fisik.

Contohnya, adalah layanan yang diberikan Peruri untuk ujian seleksi STAN. Dengan majunya teknologi, tes dengan menggunakan kertas beralih menjadi komputer. Perubahan ini membuat pundi-pundi penghasilan Peruri lama-kelamaan berkurang.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha