Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemindahan Ibu Kota, Menteri Siti : Indonesia Serius dalam Pemulihan Lingkungan
Oleh : Redaksi
Rabu | 18-12-2019 | 13:40 WIB
menteri-siti.jpg Honda-Batam
Menteri Siti meninjau lokasi penghijauan. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ibu kota baru harus tetap hijau. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan sertidaknya ada 100 hektare lahan di ibu kota baru dijadikan sebagai lokasi kebun bibit dengan jutaan jenis tanaman.

Karena itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya langsung meninjau lokasi persemaian permanen, di Bukit Merdeka, Samboja, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019), saat mendapingi Jokowi meninjau lokasi ibu kota baru.

Agar dapat memenuhi penghujauan di lokasi ibu kota baru, Kementerian LHK juga akan membangun persemaian modern seluas 120 hektare di Mentawir, yang meliputi pembangunan sarana & prasarana, seperti germination rooting mother plant house, laboratorium kultur jaringan, aclimatization area, shaded area, open area, pengolahan media tanam, serta reservoar.

Selain menjadi pusat pembibitan dan kebun benih, di lokasi persemaian modern nantinya juga akan dibuat arboretum atau taman hutan, dengan koleksi tanaman endemik Indonesia. Serta akan berfungsi juga sebagai taman rekreasi dan sarana olahraga.

"Refleksi persemaian modern ini sangat penting, karena menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia dalam pemindahan ibu kota negara ini sangat serius dalam pemulihan lingkungan," ucap Menteri Siti Nurbaya yang diunggah akun Twitter resmi Kementerian LHK, Rabu (18/12/2019)

Siti Nurbaya menjelaskan, dalam membangun infrastruktur, harus tetap memperhatikan lingkungan sekitar. Di mana tetap tidak mengganggu habitat satwa liar yang ada.

"Kita harus memperhatikan green infrastruktur, seperti flyover yang tidak mengganggu lintasan satwa. Ini menunjukkan bahwa Indonesia dapat membangun ibu kota negara dengan tetap memperhatikan keberlangsungan keanekaragaman hayatinya,” ujar Siti.

Menteri Siti juga menekankan pesan Presiden Jokowi kepada jajaran Kementerian LHK bahwa membangun Ibu Kota Negara, nantinya didesain dengan menggunakan konsep kota cerdas (smart city) dan forest city atau bush capital, harus sekaligus dengan pemulihan dan perlindungan lingkungan.

Kemudian, terkait dengan konsep pembangunan Ibu Kota Negara yang menggabungkan konsep kota cerdas (smart city) dan forest city tersebut, lanjut Menteri Siti, KLHK sedang terus mendalami langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk tujuan tersebut.

"Tentu saja dengan tetap menjaga habitat, terutama orang utan dan bekantan, serta pemulihan lingkungan vegetasi (alam) dan penanganan eks tambang," ujar Siti.

Dia menambahkan, tahun depan rencananya akan dibangun kebun bibit persemaian modern pada areal seluas 120 ha, dengan produksi bibit paling sedikit 15 juta batang per tahun. "Untuk membangun gagasan besar ini, segala sesuatunya dipersiapkan, terutama pada bagian tugas kami, yaitu pada aspek lingkungan,” tuturnya.

Menurut Siti, pihaknya telah melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk menjadi dasar penyusunan masterplan Ibu Kota baru dan nantinya dalam RTRW yang akan memberi pengaruh pada Kebijakan Rencana dan Program (KRP) berdasarkan kondisi lapangan dan peraturan-peraturan yang ada.

"Sambil terus dilakukan juga rehabilitasi hutan dan lahan yang proses pengerjaannya dimasukkan dalam kerangka waktu (time frame) yang sama," katanya.

Sumber: Okezone.com
Editor: Chandra