Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kepri di 2020 Dikisaran 4,8 Persen
Oleh : Nando Sirait
Senin | 16-12-2019 | 18:28 WIB
Fadjar-Majardi.jpg Honda-Batam
Kepala BI Perwakilan Kepri, Fadjar Majardi. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri), memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2020 mendatang masih berada di angka 4,7-4,8 persen.

Di mana menjelang akhir 2019, analisa yang dilakukan Bank Indonesia Perwakilan Kepri, pertumbuhan ekonomi menjelang akhir tahun telah mencapai angka 4,6 persen dari target Pemerintah Pusat sebesar 5 persen.

Kepala BI Perwakilan Kepri, Fadjar Majardi mengakui, adanya angka tersebut menunjukkan peningkatan sejak dari tahun 2017 lalu. Walau begitu, dia juga mengakui adanya pertumbuhan ekonomi yang dialami Kepri sepanjang tahun 2019, juga memiliki proses yang lamban walau hal ini menunjukkan tren positif.

"Memang di akhir tahun ini tren peningkatannya sangat terasa sejak dua tahun lalu walaupun masih berjalan lamban dalam prosesnya, dan di tahun 2020 mendatang prediksi kami pertumbuhan masih berada di titik tengah yaitu 4,65-4,8 persen," ujarnya dalam kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Raddison Hotel, Batam, Senin (16/12/2019).

Peningkatan diakuinya didukung konsumsi rumah tangga, yang terjadi selama tahun 2019 serta eksport ke beberapa negara tujuan baru seperti Amerika dan Tiongkok.

Fadjar mencontohkan, dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai angka 8,97 persen, eksport dari sektor non migas pada tahun 2019 ke Amerika mencapai angka 10,95 persen. "Sementara ke Tiongkok dari sektor yang sama pada tahun 2019 ini mencapai 12,23 persen, data ini merupakan hasil pengolahan yang dilakukan hingga September 2019," lanjutnya.

Beberapa negara tujuan lainnya disebutkan adalah Singapura yang menyumbang angka hingga 36,03 persen, untuk eksport elektronik, mesin, serta produksi dari besi dan baja. Selain itu, eksport ke negara Jepang juga diakui mencapai angka 3,60 persen, dan Perancis sebesar 2,96 persen untuk produk yang sama.

Sementara itu, dari sisi eksport non migas telah menyumbang 6,73 miliar US Dollar, dengan komoditas utama produk elektronik, produk mesin, produk olahan CPO, produk kimia, dan produk olahan dari besi dan baja.

"Kita juga menghitung realisasi untuk konstruksi swasta mencapai Rp1,68 triliun untuk pembangunan infrastruktur yang menghubungkan kawasan ekonomi seperti industri, pariwisata dan UMKM dengan jaringan distribusi. Dan realisasi belanja modal hingga triwulan III 2019, yang mencapai Rp 1,07 triliun," paparnya.

Editor: Gokli