Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gelar Asian of The Year 2019
Oleh : Opini
Jumat | 06-12-2019 | 14:07 WIB
jokowi-asian22.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Presiden Jokowi menerima Gelar Asian of The Year 2019. (Foto: Ist)

Oleh Mubdi Tio Thareq

PRESIDEN Joko Widodo mendapatkan penghargaan "Asian of the Year 2019" dari media Singapura, Ther Straits Times. Jokowi dianggap sebagai tokoh pemersatu di dalam negeri dan di antara negara-negara Asia Tenggara.

Gelar ini diungkapkan The Straits Times dalam edisi Kamis (5/12/2019). Menurut catatan editor media berusia 174 tahun tersebut, Jokowi dipilih karena "kepiawaian dan karakternya dalam mengatasi masalah politik domestik dan internasional".

Di ASEAN, Jokowi menuai pujian karena Indonesia merupakan penggagas "ASEAN Outlook on Indo-Pacific" yang mencakup inklusivitas, keterbukaan, dan sentralitas ASEAN. Dengan gagasan ini, ASEAN tetap berada di posisi netral dalam perebutan pengaruh China dan Amerika Serikat di Asia.

Warren Fernandez, Pemimpin RedaksiThe Straits Times, yang memimpin panel pemilihan Asian of the Years, mengatakan penghargaan ini diberikan kepada seseorang yang telah memberi kontribusi positif di Asia.

"Presiden Joko Widodo telah melakukan itu dengan baik. Tidak hanya dia memenangi periode kedua, tapi dia juga mempersatukan Indonesia dan membawanya ke depan. Seperti yang juga dia lakukan di ASEAN," kata Fernandez.

Menurut Jeremy Au Yong, editor luar negeri The Straits Times, nama Jokowi muncul karena dia dianggap tokoh pemersatu di tengah dunia yang terpecah belah.

Ini adalah kali kedelapan penghargaan "Asian of The Year" diberikan oleh The Straits Times. Pemimpin lain yang pernah meraih penghargaan ini adalah mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping.

Bagaimanapun juga, gelar "Asian of the Year 2019" yang diperoleh Presiden Joko Widodo merupakan kebanggaan negara. Sekaligus membangkitkan keyakinan bangsa Indonesia dalam mengarungi kompetisi global sekaligus memenanginya.

Gelar ini juga merupakan dari outcome yang dicapai bersama sama oleh komponen bangsa ini dalam menghadapi masa masa sulit di tahun politik yang dipenuhi dengan masifnya hate speech, hoax dan bigotry. Namun Indonesia dibawah Jokowi dengan sikapnya yang humble dan kepemimpinannya yang sangat seimbang antara IQ, EQ dan SQ.

Maka, bangsa ini selamat melewati masa masa sulit yang saat itu diprediksi banyak kalangan bahwa Indonesia akan mengalami polarisasi dan segregrasi sosial, tapi ternyata semuanya tidak terbukti.

Setidaknya ada beberapa dampak dari diraihnya gelar "Asian of the Year 2019" oleh Presiden Jokowi antara lain : pertama, gelar ini menggambarkan situasi Polkam Indonesia kondusif dibawah Jokowi. Sehingga investor asing tidak ragu berinvestasi ke Indonesia.

Kedua, kematangan berdemokrasi rakyat Indonesia ditambah kepemimpinan Joko Widodo yang humble. Namun, cepat mengambil keputusan secara tepat di tengah pergerakan informasi yang berkembang dan limitasi waktu akan menjadi "role model" bahkan akan menjadi teori baru terkait "leadership during turbulence circuumstances".

Ketiga, diharapkan dengan gelar ini akan menginspirasi banyak kalangan untuk menyontohnya termasuk akan menyadarkan kelompok kelompok yang selama ini nyinyir terhadap Jokowi.

Sehingga, persatuan Indonesia ke depan akan semakin kuat, dan menutup upaya "foreign stooge" untuk menciptakan "color revolutions" sebagaimana mereka berhasil menerapkannya di Hongkong, Albania, Haiti, Venezuela, Chile, Peru, dan beberapa negara di Afrika Sub Sahara serta Asia Selatan.*

Penulis adalah pemerhati masalah strategis Indonesia