Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vitamin D Tak Tingkatkan Kemampuan Otak Anak
Oleh : Redaksi/detikHealth
Jum'at | 13-04-2012 | 11:12 WIB

NEW DELHI, batamtoday - Peningkatan kadar vitamin D tampaknya tidak mendorong performa akademik anak-anak menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Epidemiology and Community Health. 

Penelitian sebelumnya telah mengkaitkan peningkatan kadar vitamin dengan peningkatan kemampuan otak (fungsi kognitif) pada orang dewasa. 

Peneliti ingin mencari tahu apakah hal ini juga terjadi pada anak-anak dan dampaknya berdasarkan beberapa jenis vitamin yaitu yang bersumber dari sinar matahari (vitamin D3) atau tanaman (vitamin D2). 

Peneliti mengukur kadar vitamin D3 dan D2 dari sekitar 3.000 anak-anak saat masih berusia rata-rata sembilan tahun. 

Partisipan anak-anak ini merupakan bagian dari Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC) yang bertujuan melacak kesehatan jangka panjang dari sekelompok anak-anak yang lahir pada awal tahun 1990-an. 

Performa akademik anak-anak dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, matematika dan sains pun dinilai selama dua kali; saat anak-anak itu berusia 13 dan 14 tahun dan saat partisipan berusia 15 dan 16 tahun sesuai dengan nilai ujian GCSE. 

Kadar vitamin D3 yang lebih tinggi banyak terjadi pada anak-anak dari latar belakang yang lebih makmur, sedangkan peningkatan kadar vitamin D2 lebih banyak terjadi pada anak-anak yang latar belakang keluarganya kurang beruntung. 

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar vitamin D3 tidak berkaitan dengan pencapaian akademik yang lebih baik. 

Kadar vitamin D2 yang lebih tinggi dikaitkan dengan performa yang buruk di mata pelajaran Bahasa Inggris pada anak-anak berusia 13 dan 14 tahun dan lebih sedikit A * untuk nilai C GCSE diperoleh pada usia 15 dan 16. 

Peneliti menyatakan bahwa penemuan ini mendukung penelitian vitamin D lainnya pada anak-anak dan menunjukkan bahwa mungkin manfaat vitamin pada kemampuan otak orang dewasa tidak muncul hingga di kemudian hari. 

Bisa jadi karena vitamin D memiliki dampak lebih terhadap penuaan otak atau karena ini adalah efek kumulatif seumur hidup yang lebih penting, kata peneliti. 

Atau hal ini bisa jadi memunculkan pertanyaan tentang sebab-akibat, dimana partisipan yang kemampuan otaknya lebih buruk ternyata menghabiskan waktu lebih sedikit di luar ruangan sehingga kadar vitamin dalam darahnya lebih rendah. 

Sejumlah studi lainnya juga telah menunjukkan kaitan antara vitamin D dan fungsi neurologis serta kelangsungan hidup, begitu juga dengan berbagai aspek kesehatan lainnya, kata peneliti. 

"Studi ini telah menghasilkan sebuah panggilan untuk mengubah pedoman kesehatan merujuk pada perlindungan ekstra terhadap paparan UV," tulis peneliti seperti dilansir dari medindia, Jumat (13/4/2012). 

"Meski begitu, hasil kami menunjukkan bahwa perlindungan terhadap anak-anak dari paparan UVB, yang dikaitkan dengan rendahnya kadar vitamin D, namun melindungi dari kerusakan kulit dan kanker kulit tidaklah cenderung memiliki efek yang merugikan terhadap pencapaian akademik," simpulnya.