Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Musim Hujan Mundur, BMKG Ingatkan Masyarakat Waspadai Bencana di Masa Transisi Musim
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 01-11-2019 | 16:16 WIB
musim-hujan-telat.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Para pejabat BMKG, BNPB, dan BRG memberikan keterangan pers terkait kemungkinan tibanya musim hujan, di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (31/10) siang. (Foto: Humas BNPB)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim penghujan tahun 2019-2020 di Indonesia akan mengalami kemunduran, dan akan masuk pada November-Desember.

Sementara puncaknya diprediksi pada Januari hingga Februari 2020. Untuk itu Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi ancaman bencana pada masa transisi musim atau pancaroba.

"Potensi bencana itu ditandai dengan ciri-ciri seperti angin kencang, angin puting beliung, perubahan suhu dan cuaca ekstrem, hujan es hingga gelombang tinggi di pesisir pantai dan ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan tanah yang bergerak pada saat musim penghujan nanti," kata Miming dalam Konferensi Pers bersama Pakar dan Tim Intelijen di Gedung Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB Jakarta, Kamis (31/10/2019) kemarin, seperti dikutip situs resmi Setkab RI.

BMKG memperkirakan, wilayah Indonesia yang akan memasuki awal musim penghujan dimulai dari bagian utara seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Papua bagian utara. Miming bahkan mengingatkan, Aceh dan Sumatera Utara harus siaga banjir dan tanah longsor. "Puncak musim hujan diprediksi pada bulan Januari-Februari 2020. Oleh karena itu waspadai juga potensi cuaca ekstrem pada masa transisi musim (pancaroba) seperti puting beliung, hujan es, suhu ekstrem," terang Miming.

Dalam satu pekan ke depan, lanjut Miming, potensi hujan diprediksi akan terjadi di sejumlah wilayah seperti provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Papua. Sedangkan gelombang tinggi akan terjadi di wilayah selatan dan barat daya Sumatera Selatan hingga wilayah selatan Jawa dengan perkiraan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter.

Kendati demikian BMKG masih memprediksi bahwa kondisi tersebut masih aman untuk penyeberangan laut.

Anggarkan Dana Rp 850 Miliar

Sebagai upaya dalam menghadapi bencana pada masa transisi musim dan bencana hidrometeorologi tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menganggarkan dana sisa tahunan dengan total nilai Rp 850 miliar.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wiboso menyampaikan, dana tersebut merupakan Dana Siap Pakai (DSP) yang bisa digunakan untuk penanggulangan bencana di seluruh Indonesia hingga akhir tahun ini. "Tidak hanya untuk bencana hidrometeorologi atau masa transisi musim saja, DSP ini juga berlaku untuk segala jenis bencana yang mungkin saja bisa terjadi hingga akhir tahun ini," jelas Agus.

Editor: Gokli