Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BPJS Kesehatan Gandeng Halodoc Kembangkan Layanan Kesehatan Secara Digital
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 14-10-2019 | 09:52 WIB
kerjasama-bpjs-kesehatan.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kerja sama BPJS Kesehatan dengan Halodoc. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Halodoc, aplikasi teknologi kesehatan terintegrasi berbasis online paling inovatif asal Indonesia, secara resmi menandatangani MoU dengan BPJS Kesehatan untuk mengembangkan layanan kesehatan berbasis digital.

Melalui kerjasama strategis ini, kedua belah pihak akan bersama-sama menggabungkan keahliannya guna memperluas akses dan layanan kesehatan secara digital bagi masyarakat, terutama peserta BPJS Kesehatan.

"Kehadiran teknologi memberi peluang besar untuk mempercepat serta memperluas akses dan layanan bagi masyarakat. Pemerintah dan pelaku bisnis harus bahu-membahu berbuat sesuatu agar peluang ini tidak berlalu sia-sia," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dalam rilis yang diterima, Senin (14/10/2019).

"Kita harus menciptakan ekosistem digital di sektor kesehatan yang kondusif dan inklusif bagi berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. Untuk itu, saya sangat mendukung sinergi yang dilakukan oleh Halodoc, sebagai perusahaan teknologi rintisan lokal terdepan dalam di sektor kesehatan, bersama dengan BPJS Kesehatan ini," tambahnya.

Saat ini, Halodoc telah mampu memperluas akses dan layanan kesehatan berkualitas setara bagi masyarakat. Tercatat, lebih dari 50% pengguna Halodoc merupakan penduduk luar pulau Jawa, dan 74% diantaranya tinggal di luar Jakarta dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran teknologi mampu menghadirkan kesetaraan akses dan layanan kesehatan bagi masyarakat di berbagai penjuru wilayah Indonesia.

"Sejak didirikan, Halodoc berkomitmen dan fokus untuk memudahkan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui teknologi. Kerjasama bersama BPJS Kesehatan ini membuka kesempatan bagi kami guna memperluas akses dan layanan kesehatan yang tak hanya terpusat di kota-kota besar melainkan menjangkau masyarakat di daerah terpencil, terlebih mengingat BPJS Kesehatan memiliki basis pengguna terbesar di Indonesia," ujar CEO Halodoc, Jonathan Sudharta.

Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Wahyuddin Bagenda, mengatakan pemanfaatan teknologi dalam layanan BPJS Kesehatan telah menjadi fokus sejak beberapa tahun belakangan, guna mengoptimalkan kualitas layanan.

"Salah satunya adalah Mobile JKN yang merupakan transformasi digital dari layanan administrasi kepesertaan yang selama ini dilakukan di kantor cabang. Melalui penggabungan keahlian dari Halodoc di bidang teknologi, kami berharap dapat melengkapi pengalaman pengguna akan fasilitas kesehatan dengan lebih inklusif, efisien, dan efektif," tambahnya.

Sebagai catatan, per September 2019, jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah mencapai lebih dari 221 juta jiwa. Artinya, lebih dari 83% total populasi penduduk Indonesia sudah terlindungi program jaminan kesehatan.

Untuk menjawab kebutuhan peserta JKN-KIS, selain Mobile JKN, BPJS Kesehatan telah melakukan optimalisasi kanal Mobile Customer Service (MCS) guna memudahkan dan mendekatkan peserta mengakses pelayanan administrasi tanpa harus datang ke kantor cabang. MCS ini bisa dimanfaatkan peserta maupun masyarakat yang ingin mendaftarkan atau ingin mendapatkan informasi lebih banyak tentang Program JKN-KIS.

Lebih lanjut, kerjasama strategis antara Halodoc dan BPJS Kesehatan ini akan menjadi langkah awal dari pengembangan teknologi di sektor kesehatan Indonesia, yang diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada tahap awal kerja sama ini, peserta JKN-KIS akan mendapatkan akses dan layanan kesehatan secara digital Halodoc, seperti konten promosi kesehatan, yang terintegrasi dengan aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan. Melalui kerjasama ini juga diharapkan turut mampu mengentaskan disparitas antara jumlah penduduk dengan fasilitas dan layanan kesehatan di Indonesia.

Editor: Chandra