Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tidur Kurang dari 6 Jam Semalam Bisa Tingkatkan Risiko Kanker
Oleh : Redaksi
Selasa | 08-10-2019 | 09:52 WIB
ilustrasi-kurang-tidur.jpg Honda-Batam
Ilustrasi. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kurang tidur yang dilakukan oleh seseorang bisa berdampak pada sejumlah masalah kesehatan. Jam tidur yang kurang tidak hanya menurunkan fokus dan perhatian seseorang, namun juga bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit tertentu.

Tidur kurang dari enam jam semalam diketahui bisa menimbulkan dampak kesehatan yang tak main-main. Dilansir dari The Independent, hal ini disebut bisa meningkatkan risiko kematian lebih awal serta kanker.

Waktu tidur yang terlalu sebentar ini bisa berdampak fatal ketika dialami oleh seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu. Ha ini disebut berdampak buruk pada penderita tekanan darah tinggi, diabetes tipe-2, penyakit jantung, serta stroke.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada Journal of the American Heart Association. Diketahui bahwa durasi tidur yang singkat harus disebut sebagai faktor risiko untuk mengetahui dampak jangka panjang.

Tidur dalam jumlah yang tepat, sekitar delapan jam setiap malam disebut penelitian bisa bermanfaat. Hal ini disebut bisa membantu orang tua terjaga dari satu atau dua masalah kesehatan.

Hasil temuan ini didapat dari analisis terhadap 1.654 orang dewasa yang diperhatikan pola tidurnya selama satu satu. Penelitian dilakukan pada tahun 1991 hingga 1998. Pada tahun 2016, terdapat 512 partisipan yang meninggal dan sekitar sepertiga mengalami penyakit jantung atau stroke serta seperempat mengalami kanker.

Risiko kematian penyakit jantung atau stroke berlipat dua pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes yang tidur kurang dari enam jam. Namun ketika mereka tidur lebih lama, risiko tersebut menurun jumlahnya.

Risiko Kanker

Risiko kematian karena kanker berlipat tiga pada mereka yang memiliki penyakit jantung atau stroke dan tidur kurang dari enam jam.

"Memiliki jam tidur yang normal mungkin melindungi sejumlah orang dengan kondisi kesehatan dan risiko ini," terang Prof Julio Fernandez-Mendoza dari Pennsylvania State College of Medicine.

"Durasi tidur yang singkat seharusnya dimasukkan sebagai faktor risiko untuk menebak dampak jangka panjang dan sebagai target praktik klinis umum maupun khusus," sambungnya.

Hasil temuan ini disebut oleh Mendoza bisa membantu mengidentifikasi dan memecahkan masalah tidur yang berdampak pada kesehatan. Hal ini bisa menjadi cara menemukan penanganan dan dampak jangka panjang yang mungkin dialami seseorang.

Sumber: Merdeka.com
Editor: Chandra