Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demonstrasi Anarkis Rugikan Perekonomian Nasional
Oleh : Opini
Jum\'at | 04-10-2019 | 14:28 WIB
ilustrasi-demo-mahasiswa1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi aksi mahasiswa Indonesia. (Foto: Ist)

Oleh Dini Asikin

DEMONSTRASI yang terjadi beberapa hari belakangan ini menimbulkan sejumlah ekses negatif. Tidak hanya merusak fasilitas umum dan mengganggu mobilitas warga, dampak demonstrasi negatif ternyata berimbas pada sektor perekonomian nasional.

Demo yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini disebut-sebut sebagai dalang penurunan sistem ekonomi. Bahkan berdampak pada kurs rupiah yang melemah, sangat disayangkan. Padahal pertumbuhan ekonomi beberapa waktu lalu baru saja dikabarkan sempat melonjak.

Seperti yang kita ketahui, ribuan mahasiswa kembali aktif turun ke jalan. Aksi mahasiswa digelar di berbagai daerah di Indonesia. Yakni, dengan tuntutan yang sama, menolak sejumlah RKUHP, Revisi UU KPK, hingga RUU pertanahan.

Pun dengan kalangan pengusaha pusat perbelanjaan, mereka mengaku aksi-aksi demo yang berakhir rusuh telah membuat kecemasan berlarut-larut. Mereka menyatakan bahwa demo dan kericuhan berkepanjangan yang kini terjadi di Hong Kong akan menular hingga ke Indonesia.

Disebutkan dua pekan terakhir indikasi demo yang merambah berbagai elemen, mulai dari pelajar, mahasiswa hingga buruh turut mempengaruhi perniagaan.

Stefanus Ridwan, selaku Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) mengatakan jika pihaknya masih menunggu dan mengamati hingga Rabu kemarin. Khususnya terkait demo rusuh yang terjadi pada Senin malam (30/9), berimbas pada sejumlah pusat perbelanjaan.

Antara lain, Plaza Semanggi, Plaza Senayan, Senayan City, Slipi Plaza. Namun, ia belum dapat memastikan kerugian materi dari insiden tersebut. Pihaknya sempat mengutarakan kecemasannya jika aksi demo ini akan terus berlanjut.

Ridwan juga saat menghadiri ajang Council of Asian Shopping Centers (CASC) atau yang biasa disebut forum pusat perbelanjaan di Asia, di KL Malaysia, pihak perwakilan Hong Kong mengemukakan data perekonomian yang cukup menyedihkan. Khususnya pada sektor penjualan ritel di mal-mal yang ikut anjlok hingga 20 persen. Hal ini berdampak pada menyusutnya kunjungan wisatawan di Hong kong.

Manager Pembelian, IHS Markit Hong Kong dinyatakan merosot sekitar 40,8 pada bulan Agustus. Angka ini menurun 3,8 yang semula sempat bertengger di angka 43,8. Penurunan ini disebut-sebut sebagai penurunan paling tajam, khususnya disektor swasta semenjak Februari 2009 silam. Hal ini ditengarai akibat aktivitas bisnis yang diperburuk oleh kelumpuhan akibat banyak aksi protes.

Hong Kong kini diklaim sedang berada di ambang resesi pertamanya selama satu dekade. Faktor utamanya ialah ekonomi yang mengalami penyusutan hingga sebesar 0,4% pada April hingga Juni. Protes terjadi dan terus mengalami peningkatan otomatis mempengaruhi wisatawan serta memukul penjualan ritel di salah satu tujuan belanja paling populer di dunia ini.

Aksi demo yang menyampaikan aspirasi di DPR-RI seharusnya tidak anarkis. Dikarenakan hal ini akan memberikan efek sangat buruk, apalagi jika berlangsung dalam jangka panjang.

Ridwan juga mengemukakan bahwa potensi demo yang berkelanjutan membuatnya telah berkoordinasi dengan aparat guna meningkatkan pengamanan. Para pengelola mal juga telah meningkatkan pengamanan di sektor internal di masing-masing pusat perbelanjaan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati turut mengamini jika demo ini berdampak nyata bagi perekonomian Indonesia. Sebab, dalam masa perlambatan ekonomi global, gangguan situasi politik justru akan mengganggu iklim investasi. Meski begitu, pihaknya tetap berharap aksi-aksi semacam ini tidak akan menciderai stabilitas perekonomian negeri.

Ia menyatakan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk menahan efek laju perlambatan ekonomi global terhadap ekonomi di dalam negeri. Bahkan, telah dinyatakan terkendali saat bank Sentral Eropa dan Amerika Serikat menurunkan suku bunga serta quantitative easing (pelonggaran kuantitatif).

Di sisi lain, para investor asing masih percaya terhadap kondisi stabilitas geopolitik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dalam rentang waktu April hingga Agustus 2019, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia masih bergerak cukup positif.

Maka dari itu, pihaknya berharap untuk seluruh pihak agar mampu menjaga momentum stabilitas ekonomi serta politik di Indonesia. Hal ini penting dilakukan guna meredam efek-efek yang kemungkinan datang dari sektor eksternal.

Menurut data diatas memang tak dipungkiri, sejauh demo berjalan banyak pemberitaan terkait melemahnya perekonomian di Tanah Air. Dampak ekonomi terkecil ialah melemahnya perekonomian warga. Tentunya masyarakat di sekitar demo harus berpikir ulang guna membuka lapaknya ditengah aksi demo yang anarkis.

Akibatnya geliat ekonomi rumah tangga-pun menurun. Belum lagi bagi pihak-pihak yang mengungsi, pastinya mereka akan lebih merasakan dampak ekonomi lebih terpuruk lagi, karena mereka tak mampu bekerja menghasilkan pundi-pundi uang sebagai penyokong kehidupan.

Semoga keadaan ini lekas membaik agar tak semakin membuat ekonomi negara terpuruk dan berdampak bagi masyarakat secara lebih luas.*

Penulis adalah pengamat sosial ekonomi