Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demo FSPMI Kembali Suarakan Penolakan Revisi UU Ketenagakerjaan
Oleh : Nando Sirait
Rabu | 02-10-2019 | 16:16 WIB
demo-fspmi3.jpg Honda-Batam
Demo FSPMI di depan Kantor Wali Kota Batam. (Foto: Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Massa aksi dari serikat Federasi Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam kembali menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-undang Ketenagakerjaan yang saat ini tengah digodok oleh DPR-RI.

Hal ini disampaikan dalam aksi damai yang digelar di depan kantor Wali Kota Batam, Rabu (2/10/2019) siang.

Ketua FC FSPMI Kota Batam, Alfitoni, mengatakan revisi UU Ketenagakerjaan lebih pedih dari undangan menikah mantan. Hal ini dikarenakan beberapa pasal bermasalah dan sangat kontras dengan hak para pekerja perempuan di kalangan industri.

"Salah satu pasal dalam revisi itu, mengatur bahwa para pekerja perempuan dilarang mengambil cuti haid. Mereka anggap pekerja perempuan itu apa, manusia atau robot," tegasnya saat menyampaikan orasi.

Selain itu pasal aneh lainnya dalam revisi undang-undang tersebut, berada di pasal 59 yang mengatur mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), yang dibatasi selama 5 tahun. Dalam hal ini, pihaknya mempertanyakan keadilan bagi pekerja, di mana dalam pasal ini tidak diatur mengenai pengangkatan pegawai permanen.

Tidak hanya itu, dalam pasal yang sama pihak pekerja juga memprotes mengenai sebutan magang berkualitas, yang diberikan kepada para calon pekerja yang baru saja lulus.

"Tidak ada status permanen saja sudah lucu, apalagi dengan status magang berkualitas selama dua tahun. Ditambah lima tahun hanya menjadi pegawai kontrak, tanpa ada kepastian menjadi pegawai permanen. Kasian adik dan saudara kita nanti apabila ini disahkan," jelasnya.

Pengaturan upah atau pesangon bagi karyawan yang diberhentikan oleh perusahaan. Juga merupakan salah satu poin, yang mendapat penolakan oleh anggota FSPMI, di aksi yang dilakukan serentak di 10 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota.

Aksi para pekerja ini sendiri terpantau berlangsung damai, walau sempat diguyur hujan deras. Namun kondisi cuaca yang tiba - tiba berubah, tampaknya tidak menyurutkan niat dari massa aksi dalam menyuarakan tiga poin yang disuarakan oleh massa aksi.

Editor: Yudha