Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengusaha Indonesia Roadshow ke China Jajaki Kerjasama Investasi Tambang CBM
Oleh : CR-1
Senin | 16-09-2019 | 14:28 WIB
energy-cbm1.jpg Honda-Batam
Para pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang energy CBM. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perusahaan pertambangan swasta di Indonesia, akhirnya cenderung memilih shortcut (jalan pintas) untuk eksplorasi gas metana batubara atau coal bed methane (CBM). Maka, mereka pun melakukan studi ke lokasi, sambil menjajaki peluang kerjasama dengan perusahaan China, terutama asal provinsi Shanxi China.

"Kami memanfaatkan momentum kunjungan petinggi Provinsi Shanxi ke Jakarta, seperti roadshow, kami buka akses yang lebih lebar, mengomunikasikan potensi migas termasuk CBM Indonesia. Kami kunjungi lokasi tambang CMB di sana,” kata CEO Sugico, Kokos, perusahaan pertambangan kepada BATAMTODAY.COM di Jakarta, belum lama ini.

Karena, lanjut Kokos, ketua delegasi Jincheng Municipal (Provinsi Shanxi), Zhang Lifeng janji untuk jembatani kami dengan perusahaan pertambangan. Karena dia sebagai pejabat tinggi, punya otoritas untuk fasilitasi.

Sebagaimana PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sudah sempat memberikan hak pengelolaan dan partisipasi sejumlah wilayah kerja (WK) CBM kepada salah satu perusahaan swasta dengan prinsip kemitraan.

Penyerahan hak pengelolaan tentunya dengan restu para pemegang saham Pertamina dan pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi. Skema kerjasama dengan China bisa dengan dua pilihan. Mereka mendatangkan expert untuk eksplorasi beberapa wilayah kerja.

"Kami kan juga punya banyak lahan di Sumatera, Kalimantan yang belum ada kegiatan pengeboran (eksplorasi). Kami butuh mereka untuk investasi, bisa teknologi ataupun cost,” kata pengusaha yang berkantor di Jakarta Pusat itu lagi.

Sementara itu, Dewan Energi Nasional (DEN) akan terus menginovasi cadangan batubara Indonesia, dan secara bertahap mengurangi eksploitasi. Kendatipun peluang pasar masih terbuka, tapi kegiatan penambangan batubara harus dibarengi dengan value addition (penciptaan nilai tambah).

"Kami sangat optimis dengan CBM (coalbed methane) sebagai unconventional energy ke depan," Kepala Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi DEN, Ediar Usman.

CBM adalah gas metana yang terkandung dalam lapisan batubara. CBM terbentuk secara alamiah melalui proses pembatubaraan (coalification). Pada lingkungan geologi yang mendukung, gas metan dalam batubara dapat terakumulasi dalam jumlah yang signifikan sehingga bernilai ekonomis untuk ditambang.

"Kita punya cadangan batu bara, tapi belum menciptakan nilai tambah secara maksimal. Perusahaan pertambangan belum mengeksplorasi secara maksimal juga. Sekarang ini, kita butuh success story. Setelah ada perusahaan yang berhasil, CBM pasti dimanfaatkan sebagai bisnis unconventional energy yang prospektif,” tegas Ediar.

Keunggulan lain CBM dibandingkan dengan batubara adalah sifatnya yang lebih ramah lingkungan. Produksi CBM tidak memerlukan pembukaan area yang luas seperti tambang batubara. Pembakaran CBM juga tidak menghasilkan toksin, serta tidak mengeluarkan abu dan hanya melepaskan sedikit CO2 per unit energi dibandingkan dengan batubara, minyak, ataupun kayu.

"Rancangan teknis eksplorasi CBM di provinsi Jincheng China yang sudah berhasil. Mereka punya pengalaman panjang (eksplorasi CBM) dengan hasil yang sangat bagus untuk ketahanan energy. Kami juga terus menjajaki kerjasama dengan Jincheng baik berupa investasi di Indonesia ataupun technology transfer,” tegas Ediar.

Editor: Dardani