Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anggota BPK RI Rizal Djalil Luncurkan Tiga Buku di DPR
Oleh : Irawan
Rabu | 04-09-2019 | 15:28 WIB
buku_Rizal_Djalil.jpg Honda-Batam
Anggota Badan Pemerika Keuangan (BPK) RI Rizal Djalil meluncurkan tiga buah buku

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota Badan Pemerika Keuangan (BPK) RI Rizal Djalil meluncurkan tiga buah buku (PT. Freeport Papua, Perjalanan Lurus, dan Akuntbilitas Dana Politik). Tiga buku tersebut dari 10 buku yang telah berhasil ditulis selama 10 tahun atau dua periode menjadi anggota BPK RI (2009-2019).

Rizal Djalil, sebelumnya menjadi anggota DPR RI dari FPAN juga selama dua periode (1999-2009). Sehingga angka 10 tersebut merupakan angka yang sempurna dan memiliki sejarah tersendiri bagi Rizal Djalil.

"Selama 10 tahun belajar di DPR, saya banyak belajar kepada KH. Ma’ruf Amin (Cawapres terpilih 2019), kalangan artis, pelawak dan akademisi di Senayan ini," tegas Rizal di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Dalam peluncuran buku ini hadir Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, mantan Pangdam Sriwijaya dan politisi PPP Yunus Yosfiah, dan anggota DPR RI dari FPDIP Maruarar Sirait.

Lebih lanjut Rizal Djalil mengakui kenapa bukunya ini diluncurkan di DPR RI, hal itu karena dirinya merasa tak pernah keluar ddari Senayan ini. Sebab, di DPR ini kata dia, semua kebijakan kepentingan bangsa dan negara dirumuskan.

"Jadi, saya tak pernah merasa keluar dari DPR RI ini, karena semua kebijakan negara dirumuskan di sini. Saya ikut mendorong bagamaiana kebijakan itu diarahkan? Semua harus untuk kepentingan bangsa dan negara," tuturnya.

Sementara itu, Bamsoet menilai bisa menulis sepuluh buku ini sudah luar biasa.

"Dengan tulisan ini agar beliau tetap dikenang, meski tak lagi menjabat BPK, dan buku ini akan tetap menjadi pelajaran bagi generasi mendatang, karena masa depan tak bisa lepas dari masa lalu," katanya.

Hanya saja menurut Bamsoet, sebagai politisi tak ada perjalanan yang lurus, demikian pula editor buku dan berita. Mengapa?

"Karena pasti ujungnya untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu bangsa dan negara. Sehingga, mungkin lurus dalam pendirian, tapi tidak demikian dengan tindakan," pungkasnya.

Editor: Surya