Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Capaian PM Malaysia 3 Tahun Terakhir
Oleh : Redaksi/Mg
Rabu | 04-04-2012 | 12:27 WIB
najib-razak.jpg Honda-Batam

Najib Rajak. Foto:Bharian.com.my

KUALA LUMPUR, batamtoday - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Rajak mengakui dalam tempo tiga tahun terakhir adalah masa paling sulit pemerintahanya. Guncangan politik terjadi cukup besar, namun dibalik situasi tersebut, Ia mengklaim mampu membawa Malaysia berada di puncak kejayaan. 

"Kita sudah melalui perjalanan  panjang. KIta memulai pemerintahan ini dalam keadaan penuh tantangan, yaitu tsunami politik, serta banyaknya pandangan sinis dan skeptikal dari rakyat, namun setelah kita lalui semua itu, kini rakyat makin percaya dengan pemerintah. Mereka percaya karena melihat kenyataan sesuai dengan apa yang dijanjikan pemerintah," kata Najib Rajak saat acara pemberian penghargaan anggota Kabinet Malaysia, tadi malam, Selasa(3/4/2012). 

Seperti diberitakan Bharian.com, Rabu(4/4/2012), Najib Rajak menganggap, kepercayaan yang diberikan rakyat Malaysia kepada pemerintahan yang dipimpinya tak lepas dari kinerja seluruh jajaran Kabinet yang bahu-membahu menumbuhkan hal itu. 

"Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk membangun berbagai sektor, dan sebagian besar berbuah manis. Terbukti, jumlah investasi asing (FDI) di Malaysia pernah tercatat RM120 miliar dalam tempo setahun, dan angka tersebut tertinggi dalam 10 tahun terakhir,"katanya. 

Tidak hanya itu, Najib Rajak juga mengklaim telah berhasil meningkatkan pendapatan negara sampai pada level tertinggi. Ekonomi Malaysia benar-benar terbangun pada masa kekuasaannya. 

"Kita juga berhasil menurunkan defisit fiskal, ini membuktikan bahwa program pemerintah berjalan sesuai sasaran," terangnya.

Menanggapi isu-isu yang sering dilontarkan pihak oposisi, Najib Rajak menjawab ringan. Menurutnya, pemerintah lebih baik diberikan masukan daripada hanya diberikan isu baru, karena dengan masukan tersebut pemerintah dapat mengambil langkah-langkah perbaikan.

"Mereka (oposisi) tidak menjadi oposisi untuk memberikan masukan dan koreksi terhadap pemerintah, tapi justru memperpanjang isu yang dihembuskan sehingga tidak ada jalan penyelesaiannya," pungkasnya.