Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ATB Tekan Angka Kehilangan Air dengan Teknologi dan Sistem Integrasi 4.0
Oleh : Redaksi
Jumat | 30-08-2019 | 17:28 WIB
atb-system1.jpg Honda-Batam
Tim teknis dan operator lapangan ATB bekerja lebih efektif dan efisien dalam penanganan kebocoran dan gangguan suplai air dengan ATB Integrated System 4.0. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kebocoran air menjadi salah satu penyebab Perusahaan Air Minum (PAM) atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak sehat secara finansial.

PT Adhya Tirta Batam (ATB) bahkan mengklaim mengalami kerugian sekitar Rp 70 juta per bulan akibat satu titik kebocoran di Fly Over Laluan Madani beberapa waktu lalu. Nilai yang tidak sedikit dan bisa digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

Menekan tingkat kebocoran air memang tidak mudah. Apalagi bila sudah berada dibawah 30 persen. Banyak biaya yang harus dikeluarkan. ATB bahkan harus merogoh biaya berkisar Rp 1 miliar untuk penurunan satu persen kebocoran air. ATB menjadi tolok ukur bagi PDAM lainnya. Apalagi, setiap PDAM memiliki tingkat kebocoran yang berbeda-beda, namun rata-rata kebocoran PDAM masih tinggi diatas 35 persen.

Metode sistem kontrol angka kebocoran yang terintegrasi di dalam pengelolaan air bersih menjadikan ATB mampu menekan tingkat kehilangan air secara signifikan. ATB telah lebih dulu maju dan membuktikan pemanfaatan teknologi terintegrasi dalam mengontrol kehilangan air di Indonesia. Tingkat kehilangan air ATB termasuk yang paling rendah di seluruh Indonesia, yakni di angka 16,6 persen. Bahkan, angka kehilangan air ATB pernah menyentuh angka 11,9 persen pada Mei 2016.

"Sistem terintegrasi ini sangat memudahkan ATB mengontrol tingkat kebocoran air karena sudah terintegrasi dengan baik untuk produksi, distribusi hingga pemantauan kebocoran air. Jadi pengelolaan air lebih efisien, produktif dan efektif sehingga layanan ke pelanggan lebih optimal," jelas Maria Jacobus, Head of Corporate Secretary ATB saat ditemui di Kantor Pelayanan Pelanggan ATB Sukajadi, Selasa (27/8/2019).

Pemanfaatan teknologi terintegrasi ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengontrol dan memantau kebutuhan suplai air. Bukan tanpa alasan, ATB demikian getol menurunkan angka kehilangan air. Pasalnya, Batam tidak memiliki sumber air baku alami seperti sungai, danau, mata air pegunungan, dan sebagainya. Batam hanya mengandalkan air hujan sebagai air baku yang diolah menjadi air bersih. ATB harus bekerja keras dalam menyelamatkan ketersediaan air bagi masyarakat Batam yang dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan.

ATB Integrated System 4.0 ini memiliki kemampuan memasukkan Big Data Analytic dari seluruh komponen operasi yang dipadukan dengan sistem ERP (Enterpise Resource Planning). Hasilnya tidak hanya mampu membantu tim teknis dan operator lapangan saja, namun juga merambah ranah business intelligence untuk memberikan insight bagi manajemen dalam mengambil keputusan bisnis dengan cepat dan tepat.

Pemetaan tekanan air bersih dengan menggunakan sistem terintegrasi merupakan upaya optimalisasi jaringan dan efisiensi suplai air bersih untuk mengontrol nilai persentase kebocoran. Ini dilakukan melalui skema sistem yang terkoneksi ke seluruh unit terkait untuk memudahkan melakukan pemeriksaan dan perbaikan. Semakin cepat ditangani, air yang terselamatkan akan semakin banyak.

ATB mengimbau kepada pelanggan untuk lebih peduli dalam melaporkan kebocoran yang diketahui sebagai langkah antisipatif dalam menghemat ketersediaan air di Kota Batam. Kebocoran tidak hanya merugikan dari sisi biaya namun juga merugikan pelanggan karena berpotensi menyebabkan gangguan suplai ke pelanggan. Untuk informasi dan pengaduan, pelanggan bisa menghubungi Call Center ATB di (0778) 467111, inbox Fanpages Facebook ATB Batam, ATB Mobile Apps atau layanan webchat www.atbbatam.com.

Editor: Yudha