Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Begini Cara Adam Kendalikan Bisnis Narkoba dari Balik Lapas Cilegon Banten
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 29-08-2019 | 18:52 WIB
adam-keterangan-pers1.jpg Honda-Batam
Muhammad Adam saat memberikan keterangan kepada wartawan. (Foto: Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Muhammad Adam, bandar narkoba yang saat ini berstatus sebagai terpidana di Lapas Kelas III Cilegon Banten, tidak sedikitpun menunjukkan rasa penyesalan pasca pengungkapan harta hasil transaksi narkoba yang dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) BNN RI, Kamis (29/8/2019).

Bahkan beberapa kali ia mencandai sejumlah awak media, yang mengajukan pertanyaan mengenai status aset miliknya yang mencapai nominal Rp 28,3 miliar.

"Ya, saya kan membantu negara juga, buktinya ini nanti semua aset akan disita dan dikembalikan ke negara," jelasnya sambil tersenyum lebar.

Pria kelahiran Tembilahan ini, juga sempat mengelak saat dilemparkan sejumlah pertanyaan lain, mulai dari awal ia berkecimpung di dunia narkotika ini. Ia mengaku hanya memiliki pekerjaan sebagai petani di tempat asalnya. Adam juga mencoba mengelak saat ditanyakan mengenai sudah berapa kali melakukan tindakan tersebut.

Walau begitu, ia juga sempat mengakui bahwa status beberapa aset miliknya memang dibuat atas nama istrinya. Walaupun yang berperan untuk memegang kendali mengenai aset-aset tersebut adalah dirinya sendiri.

"Baru satu kali aja, itupun di tahun 2000 kemarin karena apes aja. Kalau tentang aset, ia sebagian saya buat atas nama istri saya. Saya ini aslinya petani," lanjutnya.

Saat sejumlah awak media berupaya untuk mengorek keterangan lebih lanjut terkait perannya dalam bisnis haram itu, Adam mengaku dalam jaringan tersebut hanyalah sebagai kuda pengangkut, dengan bayaran awal sebesar Rp 60 juta untuk minimal 20 kg dalam setiap transaksi.

Adam sendiri mengaku mengenal Kota Batam, karena sempat bekerja di bagian kapal pengangkut penumpang. Hal inilah yang membuat ia berpikir untuk menanamkan aset, dan memiliki armada kapal penumpang antar pulau untuk masyarakat.

"Saya ini hanya kuda, apa yang saya lakukan hanya perantara antar bos saja. Kalau nanti barang dari Malaysia sudah tiba di Indonesia, nanti ada lagi bos yang akan berikan kontak untuk para jaringan yang ada disini. Saya hanya kerja pakai ponsel," ungkapnya.

Saat ditanyakan mengenai asal ponsel yang digunakannya, Adam mengaku bahwa hal itu bukan hal baru. Tapi menolak untuk memberikan siapa pemberi ponsel, yang digunakannya dalam mengatur jaringannya yang berada di luar tahanan.

Hal mengejutkan lainnya, adalah saat ia ditanyakan mengenai rasa penyesalannya. Berperan sebagai pihak yang menghancurkan masa depan para pemuda Indonesia, yang menjadi pecandu narkoba. Di mana ia sendiri mengakui, sejak mengenal dunia narkotika di tahun 2000 silam hingga saat ini tidak pernah sekalipun mencoba sabu maupun ekstasi yang berhasil diselundupkannya dari Malaysia.

'Saya sendiri gak pernah pakai narkoba, saya mohon maaf, saya menyesal," ungkapnya.

Editor: Yudha