BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketergantungan teknologi sudah merambah ke ranah anak-anak bahkan bayi berusia kurang dari satu tahun.

Kebiasaan orang tua untuk menyodorkan gawai kepada anak mereka, membuat anak akhirnya ketergantungan, khususnya pada video gim.

Dilansir dari World of Buzz, anak-anak masa kini kebanyakan tidak berpartisipasi di kegiatan ekstrakurikuler saat hari libur. Sebaliknya, mereka justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game di ponsel. Hal ini bahkan menyebabkan salah satu anak mengalami gangguan kesehatan.

Seorang bocah sembilan tahun mengalami kelainan pada matanya setelah bermain gim selama 10 jam non-stop.

Menurut Oriental Daily, sebelumnya, dokter telah memintanya untuk tak bermain game terlalu lama. Namun pesan ini diabaikannya. Setelah bermain 10 jam, matanya pun menjadi juling.

Dokter menjelaskan ketika anak-anak menggunakan ponsel di usianya yang muda akan menarik bola mata secara artifisial. Hal ini dapat mengakibatkan rabun jauh atau miopi.

Selain membuat mata juling, dilansir dari Very Well Health, bermain video game dalam waktu yang lama menyebabkan mata lelah, pandangan buram, dan sakit kepala.

Karena terlalu asyik, anak-anak lupa untuk beristirahat. Hal ini bisa menyebabkan beberapa gangguan pada mata.

1. Masalah Fokus
Saat melihat layar video, mata akan terus berubah fokus. Inilah yang menyebabkan mata menjadi lelah. Ketika bermain video gim berjam-jam, mata akan cenderung "terkunci" ke layar. Hal ini juga membuat mata sulit untuk fokus kembali bahkan setelah video game dimatikan.

2. Iritasi
Saat bermain video game, anak-anak lebih jarang berkedip. Kebiasaan ini secara signifikan dapat mempengaruhi aliran mata yang menyebabkan mata menjadi kering dan timbul iritasi.

Bagi orang tua, usahakan selalu mengingatkan anak untuk beristirahat selama 20 menit dan biarkan anak-anak melakukan sesuatu yang lain selama 5 menit selain bermain ponsel.

Perhatikan pula jarak duduk dengan layar video game. Jarak minimum yang disarankan pada game PlayStation adalah 1,8 meter. Jika hal ini diterapkan, dapat membantu mengurangi efek negatif yang berkepanjangan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha