Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bright PLN Batam Terus Upayakan Pemulihan Sistem Kelistrikan
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 08-08-2019 | 11:28 WIB
dadan-ok-pln.jpg Honda-Batam
Direktur Utama Bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bright PLN Batam sebagai salah satu penyedia ketenagalistrikan, tetap menjaga komitmen dalam melayani dan menyediakan energi listrik bagi para pelanggannya.

Meski beberapa waktu belakangan ini, pihaknya tidak membantah adanya kendala yang dihadapi, sehingga membuat pemadaman bergilir di sejumlah titik.

Direktur Utama Bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengatasi permasalahan tersebut. Saat ini pembangkit milik Bright PLN, sebenarnya cukup dengan cadangan yang besar memenuhi kebutuhan listrik di saat beban puncaknya (BP) sistim kelistrikan Batam-Bintan sebesar 450-460 MW.

Namun pihaknya kembali alami gangguan pembangkit yaitu Gas Turbin PLTGU PLN Batam di Tanjunguncang dan Gas Turbin PLTGU PT DEB di Panaran.

Dadan melanjutkan, dalam kondisi normal reserve margin bright PLN Batam masih ada sekitar 90-100 MW. Reserve Margin ini cukup besar. Dengan daya terpasang pembangkit existing 550 MW (kapasitas instal pembangkit milik PLN Batam dan IPP- independent Power Producer) tidak termasuk pembangkit yang ada di Pulau Bintan.

"Minimal reserve margin atau cadangan yang harus dimiliki oleh bright PLN Batam adalah sebesar daya mampu pembangkit paling besar. Saat ini pembangkit terbesar bright PLN Batam adalah PLTU Tanjung Kasam sebesar 2x55 MW. Jadi cadangan minimal yang harus dimilki bright PLN Batam adalah 55 MW. Jika dibandingkan dengan reserve margin bright PLN Batam disaat kondisi normal cadangan dayanya masih berlebih," jelasnya, Kamis (08/08/2019).

Untuk gangguan pada dua pembangkit, diakui terjadi secara bersamaan yaitu Gas Turbin PLTGU Tanjung Uncang yang menyebabkan daya mampu pembangkit berkurang sebesar 60 MW dan Gas Turbin PLTGU DEB di Panaran yang menyebabkan kemampuan pembangkit turun sebesar 40 MW, sehingga total kemampuan pembangkit di Batam turun sebesar 100 MW.

"Kondisi tersebut menyebabkan reserve margin atau cadangan daya pembangkit sangat minim atau daya mampu pembangkit hampir sama dengan kebutuhan listrik di Pulau Batam dan Pulau Bintan," paparnya.

Mewakili manajemen bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura berharap masyarakat dapat mengerti kondisi bright PLN Batam dan mohon maaf atas ketidaknyamannannya. Dadan juga menjelaskan untuk menghindari terjadinya pemadaman, salah satu langkah yang dilakukan bright PLN Batam adalah dengan mengoperasikan PLTD berbahan bakar HSD/MFO dan juga meminta ke PLN Tanjung Pinang untuk mengoperasikan PLTD HSD mereka disamping itu PLTU CTI 2x12,5 MW diharapkan dapat beroperasi secara kontiniu.

"Sebenarnya mengoperasikan PLTD HSD ini menyebabkan kerugian bagi bright PLN Batam karena biaya operasi pembangkit ini sangat mahal semetara PLN Batam tidak mendapat subsidi. Tetapi demi menghidari atau meminimalisir pemadaman hal ini tetap kami lakukan. Untuk memperkuat cadangan daya bright PLN Batam sedang memperbaiki pembangkit-pembangkit yang ada. Kami mohon doanya mudah-mudahan minggu kedua September semua sudah selesai dan normal kembali," imbuhnya lagi.

Sementara itu jika terjadi pemadaman melebihi dari yang telah dideklarasikan pada Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), bright PLN Batam akan memberikan kompensasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur nomor 22 Tahun 2017 yaitu sebesar 10% dari biaya beban atau rekening minimum pemakaian listrik pelanggan. Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya.

"Untuk kompensasi akibat pemadaman yang terjadi akan kami hitung sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam hal ini Pergub nomor 22 Tahun 2017 berdasarkan beberapa indikator TMP. Sebagai contoh pada semester I tahun 2019 bright PLN Batam telah mengeluarkan kompensasi sebesar Rp. 922.094.131 yang diberikan kepada 68.636 pelanggan, dan kami selalu melaporkan realisasi TMP kami kepada Pemerintah Provinsi Kepri sebagai regulator," tutup Dadan.

Editor: Gokli