Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Malas Jalan Kaki, Awas Kena Serangan Jantung
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-08-2019 | 18:52 WIB
serangan-jantung1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dulu ada anggapan serangan jantung koroner adalah penyakit orang tua atau lanjut usia karena umur dan penurunan kinerja jantung. Namun, anak muda juga berisiko terkena serangan jantung karena faktor genetik, dan lebih banyak lagi akibat pola hidup tidak sehat.

Masyarakat sekarang sering mengonsumsi makanan yang tidak sehat yang memicu obesitas dan peningkatan kolesterol penyebab penyumbatan pembuluh darah jantung. Jika termasuk kalangan perokok, maka semakin tinggi risikonya terkena serangan jantung koroner.

Tidak hanya soal makanan, pola hidup kian tidak sehat karena saat ini lebih jarang melakukan aktivitas jalan kaki sebagai cara berolahraga. Sedikit-sedikit mengandalkan sarana transportasi, sehingga tidak banyak waktu untuk menggerakkan tubuh.

Kebiasaan semacam itu yang membuat mereka rentan terkena serangan jantung. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Hengkie F. Lasanudin, mengungkapkan baru menemukan kasus penderita serangan jantung yang berumur 28 tahun.

"Artinya, masyarakat harus memiliki awareness, mencoba hidup sehat, dan rutin memeriksakan kesehatan," katanya.

Jika beberapa tahun silam anjuran pemeriksaan jantung buat yang berumur di atas 40 tahun, maka sekarang ini sebaiknya di umur 35 tahun sudah rutin memeriksakan kondisi jantung. Untuk mengurangi risiko jantung koroner, ia menyatakan perlu mengimbangi asupan makanan, sehingga nantinya tidak menumpuk kolesterol lebih tinggi di dalam darah.

Anjuran selanjutnya adalah dengan meluangkan waktu selama 150 menit dalam seminggu untuk berolahraga seperti berenang atau aerobik.

"Tidak perlu langsung jumlah repetisi olahraga yang banyak, cukup berolahraga selama 150 menit seminggu, repetisi bisa ditambah di minggu-minggu selanjutnya setelah tubuh menyesuaikan diri. Jika berolahraga sekitar satu jam per hari, maka dalam satu minggu ada tiga kali olahraga untuk memenuhi 150 menit itu," ujarnya.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha