Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kenali Cara Penularan Berbagai Jenis Hepatitis dan Cara mengatasinya
Oleh : Redaksi
Senin | 29-07-2019 | 08:52 WIB
ilustrasi-hepatitis.jpg Honda-Batam
Ilustrasi. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Usai kejadian luar biasa hepatitis yang terjadi di Pacitan beberapa waktu lalu, pemerintah lebih perhatian terhadap persebaran dari penyakit ini. Harapannya agar perhatian, kepedulian, dan pengetahuan mengenai besarnya masalah kesehatan yang ditimbulkan dari virus hepatitis meningkatkan.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, dr Wiendra Waworuntu M.Kes, penularan hepatitis A bisa terjadi melalui kotoran tinja dan juga mulut. Begitu juga dengan hepatitis E.

"Bahwa hepatitis A bisa menular melalui kotoran atau tinja atau mulut. Jadi hepatitis A dan E (menular melalui tinja atau mulut)," kata dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes.

Wiendra memaparkan bahwa virus hepatitis yang banyak terjadi di Indonesia adalah hepatitis B dan C. Menurut laporan Kemenkes RI, hepatitis B menular melalui ibu ke anak. Berdasarkan data pada 2018, terdapat 1.643.204 ibu hamil yang terdeteksi mengidap hepatitis B.

Penularan lainnya terjadi akibat berbagai alat pribadi ke orang lain seperti, alat cukur, gunting kuku, tato, tindik, dan juga melalui transfusi darah yang telah terinfeksi virus hepatitis.

Sedangkan bagi ibu dan anak terjadi penyebaran virus dapat terjadi akibat ibu yang mengidap hepatitis B dan menurun ke anak dalam kandungannya melalui darah. Sehingga hepatitis B masuk ke dalam pembuluh darah bayi.

Agar tidak menularkan penyakit hepatitis B dari ibu ke anak, perlu disuntikan imunisasi pasif (HBlg) di bawah kurun waktu 24 jam bayi tersebut dilahirkan. Hal ini dapat melindungi anak dari penularan hepatitis B dari ibunya.

Tidak seperti hepatitis A dan B yang ada vaksinnya, hepatitis C belum ditemukan vaksinnya tetapi ada obatnya.

Pasien hepatitis C dapat mengonsumsi obat direct acting anti viral (DAA), yang sudah didistribusikan Kemenkes sejak 2017 ke banyak rumah sakit. Hingga 2019 sudah terdapat 37 Rumah sakit 15 provinsi di Indonesia mendapatkan pasokan obat DAA dan aman dikonsumsi.

"Obat DAA ini bisa ditelan, berarti sudah diregistrasi badam POM. Berarti sudah bisa ditelan," kata Wiendra menegaskan.

Penularan hepatitis C tidak menyebar secara menyeluruh di seluruh penduduk. Hepatitis C hanya menyebar pada kalangan-kalangan tertentu, seperti penyuka sesama jenis dan pengguna obat-obatan terlarang.

"Masalahnya hepatitis C, dia itu tidak menyebar rata di seluruh penduduk, karena ada spot-spot yang tinggi seperti pada homo seksual, kemudian pada penguna drug," kata Dr dr Andri Sanityoso Sulaiman, Sp.PD KGHE pada kesempatan yang sama.

Dia juga menambahkan bagi mereka yang biseksual juga rentan terkena hepatitis. Disebabkan cara sesama jenis dalam melakukan praktik seksnya akan menimbulkan luka. Luka tersebut yang menyebabkan virus sehingga akan tertular dari pasangannya.

Sumber: merdeka.com
Editor: Chandra