Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kekurangan Ruang Belajar, Siswa Kelas X SMAN 23 Batuaji Terpaksa Numpang di Sekolah Lain
Oleh : Hendra Mahyudi
Jum\'at | 26-07-2019 | 16:52 WIB
sman-23-batuaji1.jpg Honda-Batam
Siswa SMAN 23 Batuaji sementara waktu melakukan proses belajar di SMAN 5 Sagulung. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Persoalan pendidikan demi mencerdaskan anak bangsa, merupakan pedoman yang terdapat dalam Undang-Undang 1945. Meski begitu, beberapa sekolah yang ada di kota Batam masih butuh perhatian lebih dari pihak pemerintah.

Seperti SMA Negeri 23 Batam, yang terdapat di Kelurahan Kibing, Kecamatan Batuaji, kegiatan belajar mengajar pada hari ini baru masuk minggu pertama.

"Sebelumnya tanggal 15 sampai 20 Juli, kegiatan kita yakni MPLS dan pembagian kelas," jelas Kepala Sekolah SMA Negeri 23, Sarimin Adang, Jumat (26/7/2019).

Di SMA 24 ini, kelas X kata Sarimin dibagi sebanyak 8 kelas. Di mana 4 kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan 4 kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

"Satu kelas terbagi antara 36 sampai 37 siswa dari total siswa kelas X yakni sebanyak 293. Jumlah ideal satu kelas masih bisa dikondisikan, namun belajar mengajar untuk kelas X ini sementara masih menumpang di SMA Negeri 5 Kecamatan Sagulung dan SDN 005, Kelurahan Kibing," ujarnya.

Sarimin menjelaskan, hal ini dilakukan karena gedung sekolah masih belum memadai alias akseptabel. Populasi siswa kelas X tidak sebanding dengan kondisi gedung sekolah yang baru memiliki tiga ruangan. Sementara 1 ruangan juga diperuntukan bagi majelis guru.

Lanjutnya, di SMA Negeri 5 sendiri, Kelas X jurusan IPS sementara waktu diungsikan ke sana, kegiatan belajar mereka dibagi dalam dua sesi pembelajaran yakni pagi dan siang, masing-masing terdiri dari 2 kelas.

Sementara itu, untuk jurusan IPA kelas X, kata Sarimin untuk sementara waktu ditampung di SDN 005, total semua sebanyak empat rombongan belajar dan semua dikondisikan belajar pada sesi siang, selepas anak SD selesai belajar.

"Bisa dibilang guru cukup kewalahan untuk mengajar. Mengingat jarak dan waktu. Guru membagi jadwal di tiga titik (tiga sekolah berbeda)," pungkasnya.

Editor: Yudha