Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengapa Jam Gadang Gunakan Angka Romawi IIII, Bukan IV?
Oleh : Redaksi
Senin | 22-07-2019 | 10:04 WIB
jam-gadang.jpg Honda-Batam
Jam Gadang Bukittinggi. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Bukittinggi - Sebuah menara jam yang berdiri tegak di jantung Kota Bukittinggi, Sumatera Barat sangat populer di masyarakat. Kemegahan Jam Gadang semakin terlihat dengan latar belakang langit biru.

Di balik bangunan yang sudah berusia sekitar 180 tahunan ini, ada beberapa fakta menarik yang masih menjadi teka teki hingga saat ini.

Satu di antaranyanya, rahasia di balik angka "4" yang selalu dikaitkan dengan beberapa hal oleh masyakarat. Seperti, bilangan romawi angka 4 yang menggunakan IIII bukan IV. Hal ini mengundang tanya bagi pengunjung.

Menurut masyarakat sekitar, konon dalam proses pembangunan Jam Gadang, ada empat orang pekerja (tukang batu) yang meninggal dalam kecelakaan kerja. Untuk mengenang pengorbanan mereka, jam yang dipesan di Rotterdam itu sengaja ditulis IIII.

Selain itu, ada pula yang bercerita bahwa angka IV romawi diartikan sebagai "I Victory" yang artinya aku menang. Belanda yang turut andil dalam pembangunan menara setinggi 26 meter itu menghindari arti "aku menang" karena dikhawatirkan dapat memicu pemberontakan untuk menentang penjajah. Sebab itu, pihak Belanda yang mendatangkan jam dari negerinya memesan angka 4 ditulis sebagai IIII.

beberapa ahli menyatakan bahwa angka 4 dalam huruf romawi awalnya memang tertulis IIII. Hal ini terjadi jauh sebelum pemerintahan Louis XIV. Dan penulisan angka romawi IV dikatakan merupakan perubahan penulisan angka romawi. Dari semua pendapat tersebut, hingga kini yang paling benar masih menjadi teka-teki.

Jam Gadang dibangun sebagai hadiah Ratu Belanda kepada Rook Maker, seorang sekretaris di Kota Bukittinggi. Bangunan yang didesain oleh arsitektur Yazid Abidin Rajo Mangkuto itu rampung pada 1926.

Tempat yang merupakan titik 0 Kota Bukittinggi ini dalam pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 3.000 gulden. Mahalnya biaya pembangunan membuat banyak orang tertarik melihat dan bangunan ini menjadi populer hingga kini.

Sumber: riauonline.co.id
Editor: Chandra