Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ATC Dampingi Pengobatan di Jakarta

Semangat Haslindawati Melawan Tumor Otak
Oleh : Hadli
Sabtu | 13-07-2019 | 10:52 WIB
tumor-otak-rscm.jpg Honda-Batam
Haslindawati (42), warga Kota Batam, Kepri berjuang melawan tumor otak di RSCM Jakarta didampingi relawan ACT. (Ist)

BATAMTOAY.COM, Jakarta - Muhammad Hanafian dan istrinya, Haslindawati (42), beberapa tahun silam merantau dari tanah Serambi Mekkah, tepatnya tahun 2013, mereka merapatkan diri ke kota industri Kepulauan Riau, Batam.

Di kota industri ini, pasangan suami-istri ini mengadu nasib, mencari peruntungan untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Hanafian bekerja menjadi petugas keamanan di salah satu perusahaan. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, ujian kehidupan datang setahun setelah mereka merantau.

Setahun setelah kedatangan mereka di Batam, Haslindawati mengeluhkan sering pusing di kepalanya. Telinga kanan ibu tiga anak ini pun mulai mengalami gangguan. Ia juga sering mengalami demam.

Hanafian menuturkan, istrinya beberapa kali menjalani pengobatan di Puskesmas terdekat, namun belum ada perubahan untuk kondisi kesehatannya.

Haslindawati kemudian disarankan untuk berobat ke RSUD Embung Fatimah Batam. Di rumah sakit itu, peralatan untuk pengecekan kondisi kesehatan tersedia lebih lengkap.

Di tahun 2014 itu, Haslindawati melakukan pemeriksaan medis di RSUD Embung Fatimah menggunakan jaminan kesehatan dari pemerintah (BPJS). "Hasil cek medis, istri saya dinyatakan mengalami tumor otak. Kemudian pada November 2014 dan Januari 2015 melakukan operasi," tutur Hanafian, Sabtu (13/7/2019).

Selepas operasi di awal 2015 itu, rasa sakit yang dirasa Haslindawati tak terlalu berpengaruh pada kesehariannya. Namun, pada Februari 2019, nyeri di kepala kembali terasa. Setelah melakukan pengobatan di tempatnya, Haslindawati dirujuk untuk melakukan pemeriksaan radiologi di RS Cipto Mangunkusomo di Jakarta.

Mengetahui kondisi itu, Tim Mobile Social Rescue (MSR)-ACT sejak pertengahan Mei 2019 lalu melakukan pendampingan medis terhadap Haslindawati.

Intan Komalasari dari Tim MSR-ACT Kepulauan Riau mengatakan, di awal pendampingan timnya telah mengirimkan paket pangan serta pemeriksaan medis.

Selasa (9/7/2018) kemarin, MSR-ACT memfasilitasi keberangkatan Haslindawati ke Jakarta. Di Jakarta, pada keesokan harinya ibu tiga anak itu mulai melakukan kontrol di SRCM.

"Berdasarkan pengobatan yang telah dilakukan sendiri oleh Bu Haslindawati, akhirnya dia dirujuk ke Jakarta. Transportasi serta pendampingan medis selama di Jakarta diberikan oleh tim MSR-ACT," jelas Intan.

Keterbatasan ekonomi selama di Batam menjadi faktor utama pengobatan Haslindawati tak maksimal. Hanafian, suaminya, berpenghasilan Rp 100 ribu per harinya.

Uang ini tak cukup untuk membiayai pengobatan Haslindawati. Bahkan, di Batam mereka hanya tinggal di kamar sewa. Sedangkan ketiga anaknya dipulangkan ke Aceh untuk diasuh oleh nenek mereka.

"Anak-anak Bu Haslindawati masih usia sekolah. Mereka masih membutuhkan biaya untuk pendidikan dan hidup, tak mungkin ikut bersama orang tuanya di Batam karena keadaan ekonomi yang masih prasejahtera," ungkap Intan.

Kini, Tim MSR-ACT masih terus melakukan pendampingan medis untuk Haslindawati. Pembukaan donasi dilakukan secara daring melalui [ Kitabisa.com ]. Nantinya seluruh biaya yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan Haslindawati serta pemberdayaan untuk perbaikan ekonomi keluarga mereka.

Editor: Gokli