Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komisi VII DPR Ungkap Bahaya Sampah Plastik, Jika Tak Dibakar Suhu Lebih dari 800 Derajat Celcius
Oleh : Irawan
Senin | 08-07-2019 | 13:52 WIB
komisi_vii_mojokerto.jpg Honda-Batam
Komisi VII DPR saat berkunjung ke PT Pekerin Mojokerto (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR Ridwan Hisjam menyayangkan adanya temuan sampah impor yang mengandung plastik digunakan pabrik tahu di Mojokerto untuk proses pembakaran.

 

 

Padahal, sampah impor ini jika tidak dibakar dengan suhu lebih dari 800 derajat celcius, dapat menyebabkan penyakit kanker. Kedepan, ia sepakat dengan usulan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membangun pusat daur ulang (recycle) sampah.

"Kami sudah meminta kepada Kementerian LHK, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten, agar menyiapkan tanah, nanti dorong anggaran APBN masuk disitu untuk menyiapkan pusat recycle sampah, sehingga sampah-sampah itu tidak tercecer di rumah-rumah tangga yang menyebabkan penyakit," kata Ridwan di Jakarta, Senin (8/7/2019).

Menurut dia, selain melakukan kunjungan ke Batam, Kepulauan Riau, Komisi VII juga berkunjung ke Mojokerto, Jawa Timur. Di Mojokerto, Komisi II DPR berkunjung ke PT Pakerin di Kabupaten Mojokerto.

Ridwan menambahkan, rencana pembangunan pusat recycle sampah sudah menjadi bagian dari tugas pemerintah, kemudian DPR RI akan melakukan pengawasan. Jika dibebankan ke masyarakat, akan membunuh perekonomian rakyat.

"Jalan yang terbaik menurut saya adalah pemerintah yang menyiapkan pusat recycle sampah untuk masyarakat kecil yang membuat tahu di Mojokerto. Menurut saya untuk saat ini, itu adalah solusi yang terbaik," katanya.

Ia mengatakan, tidak akan menutup atau memberhentikan pengusaha tahu yang menggunakan sampah impor berbahan plastik. Mengingat roda ekonomi masayarakat harus didukung agar terjadi perputaran ekonomi di bawah.

Walaupun, ia yakin industri tahu rumahan, ketika melakukan pembakaran suhunya kurang dari 800 derajat celcius.

"Bayangkan udara berpolusi mencemari lingkungan, dan itu ada di sentra-sentra industri rumah tangga," katanya.

Editor: Surya