Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Februari-Juni 2019, Terdapat 27 Kasus Demam Berdarah di Natuna
Oleh : Kalit
Rabu | 26-06-2019 | 17:42 WIB
fogging11.jpg Honda-Batam
Ilustrasi fogging. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Natuna - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Rizal Rinaldy mengungkapkan, sejak Februari - Juni 2019 sudah ada 27 kasus demam berdarah yang ditangani.

"Berdasarkan informasi terakhir, kasus demam berdarah di Natuna belum ada yang mengakibatkan meninggal dunia. Semuanya telah ditangani petugas kesehatan dan telah banyak yang pulih," ucap Rizal Rinaldi kepada BATAMTODAY.COM, Rabu (26/6/2019).

Dinas Kesehatan Natuna juga sudah melakukan tindakan antisipasi wabah demam berdarah dengan melakukan fogging di beberapa wilayah yang terdeteksi adanya nyamuk Aedes Aegypti sebagai perantara penyebar virus demam berdarah.

"Pihak puskemas akan kordinasi dengan pihak RT RW agar sekitar rumah yang terkena demam berdarah. Kemudian di fogging hingga 100 meter untuk pencegahan penyebaran nyamuk Aedes Aegypti," tuturnya.

Rizal juga menjelaskan, untuk fogging, tidak semua daerah dapat di lakukan karena harus ada kasus atau orang yang terkena demam berdarah.

"Kalau tidak terkena wabah demam berdarah, nyamuk Aedes aegypti bisa semakin kebal bila terkena fogging. Jadi wajib ada yang terkena dulu baru bisa kita fogging," jelasnya.

Senada dikatan Hikmat, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Natuna. Saat ini ada dua pasien yang ditangani RSUD Natuna untuk kasus demam berdarah dan dalam proses pengobatan hingga melewati masa kritis demam berdarah.

Dinkes Natuna telah melakukan kordinasi dengan pihak kecamatan seluruh wilayah Kabupaten Natuna melakukan gotong royong dan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang nyamuk).

"Dengan cara 3 M, menutup tempat tampungan air, menguras bak mandi minimal seminggu sekali dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk," terang Hikmat.

Sementara untuk pencegahan lebih dini, sesuai dengan anjuran yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) dengan menaburkan bubuk larvasida atau lebih dikenal dengan abate (dapat diambil secara gratis di Puskemas terdekat) disiramkan pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

Editor: Yudha