Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

5 Persen Anak Malaysia Mengidap Disleksia
Oleh : Redaksi/Mg
Sabtu | 24-03-2012 | 09:59 WIB
disleksia.jpg Honda-Batam

Pengidap Disleksia di Malaysia. Foto:BHarian.com.my

JOHOR BAHRU, batamtoday - Sekitar lima persen dari jumlah anak usia sekolah di Malaysia mengalami gangguan Disleksia. Sebagian besar dari pengidap gangguan tersebut berusia antara lima hingga enam tahun, dan tersebar di seluruh negara bagian semenanjung Malaysia.

Demikian data yang dipublikasikan Persatuan Disleksia Malaysia yang dirilis dari Kementrian Pendidikan Malaysia.

Menanggapi kondisi tersebut, Presiden Persatuan Disleksia Sariah Amirin, mengungkapkan, perlunya penanganan khusus bagi anak-anak penderita disleksia. Deteksi sejak dini sangat diperlukan agar kedepan penderita disleksia dapat mengejar ketertinggalan dari anak-anak normal. 

"Perkiraan dari Kementrian Pendidikan mendapati sekitar 5 dari 100 anak berpotensi mengalami disleksia, mereka perlu kelas khusus dan tenaga pengajar yang khusus juga," katanya seperti dikutip batamtoday dari Berita Harian, Sabtu(24/3/2012). 

Sekedar catatan, Disleksia atau Developmental Dyslexia merupakan bawaan sejak lahir dan karena faktor genetis atau keturunan. Penyandang disleksia akan membawa kelainan ini seumur hidupnya atau tidak dapat disembuhkan. Tidak hanya mengalami kesulitan membaca, mereka juga mengalami hambatan mengeja, menulis, dan beberapa aspek bahasa yang lain. Meski demikian, anak-anak penyandang disleksia memiliki tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata. Dengan penanganan khusus, hambatan yang mereka alami bisa diminimalkan.

Disleksia, menurut penelitian sekitar 70 persen disebabkan faktor keturunan. Namun, sisanya 30 persen belum faktor di luar genetis yang belum diketahui apa penyebabnya. Pesohor seperti Albert Einstein, Sir Winston Churchill, Tom Cruise, Walt Disney, dan Lee Kuan Yeuw adalah penyandang disleksia. Mereka orang-orang yang mengalami kesulitan mengolah kata. 

Sementara itu, kondisi lain terjadi pada anak-anak Malaysia. Mereka dihadapkan dengan kenyataan bahwa sekolah di Negeri Jiran itu yang sulit mendeteksi gangguan sejak dini. 

"Kebanyakan sekolah tidak dapat mendeteksi pengidap Disleksia sejak dini,"kata Sarih Amirin. 

Saat ini total penderita Disleksia yang terdeteksi mencapai 90 ribu anak dimana 45 ribu diantaranya berusia lima hingga enam tahun.