Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penelitian Harvard TH Chan School of Public Heath

Konsumsi Daging Merah Berlebih Bisa Tingkatkan Resiko Kematian
Oleh : Redaksi
Minggu | 16-06-2019 | 17:32 WIB
daging_merah1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi daging merah

BATAMTODAY.COM - Daging merah seringkali disajikan dalam berbagai masakan yang menggugah selera. Tak heran bila sebagian orang seringkali mengonsumsi daging merah dalam keseharian. Namun konsumsi daging merah berlebih ternyata dapat meningkatkan risiko kematian diri.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi daging merah tiga kali per minggu dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga 10 persen. Beberapa contoh daging yang tergolong sebagai daging merah adalah daging sapi dan kambing.

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana konsumsi daging merah mempengaruhi risiko kematian, tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Heath melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan data dari sekitar 53 ribu perawat perempuan berusia 30-55 tahun dan data dari sekitar 27 ribu tenaga kesehatan profesional laki-laki berusia 40-75 tahun.

Saat penelitian dimulai, seluruh partisipan dinyatakan bebas dari penyakit kardiovaskular maupun kanker. Setiap empat tahun, para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner mengenai konsumsi daging dalam satu tahun terakhir.

Selama penelitian berlangsung, sebanyak 14.019 partisipan meninggal dunia. Penyebab kematian para partisipan ini adalah penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan dan penyakit neurodegeneratif.

Setelah melakukan pengolahan data, tim peneliti menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi daging merah 3,5 kali per hari atau lebih selama kurun waktu delapan tahun akan memiliki risiko kematian dini sekitar 10 persen lebih tinggi. Peningkatan risiko ini berlaku terlepas dari jenis daging merah yang dikonsumsi, seperti daging olahan ataupun non olahan.

Lebih rinci, partisipan yang terbiasa mengonsumsi daging merah olahan 3,5 kali per minggu memiliki risiko kematian 13 persen lebih tinggi. Sedangkan partisipan yang terbiasa mengonsumsi daging merah non olahan 3,5 kali per minggu memiliki risiko kematian sembilan persen lebih tinggi.

Lebih lanjut, tim peneliti juga menemukan bahwa mengganti daging merah dengan opsi daging yang lebih sehat ataupun makanan berbasis tumbuhan dapat menurunkan risiko kematian. Ini tak hanya berlaku pada laki-laki tetapi juga perempuan.

Sebagai contoh, salah satu opsi daging yang lebih sehat dibandingkan daging merah adalah ikan. Mengganti satu porsi sajian daging merah per hari dengan satu porsi sajian ikan dapat menurunkan risiko kematian sebesar 17 persen.

"Temuan ini merupakan pesan praktis kepada khalayak umum mengenai bagaimana dimnaimsnya perubahan dalam konsumsi daging merah berkaitan dengan kesehatan," jelas tim peneliti seperti dilansir Independent.

Untuk meningkatkan harapan hidup, tim peneliti menilai penggantian daging merah dengan sumber protein lain yang lebih sehat dapat dilakukan. Misalnya, sumber protein dari daging putih maupun makanan-makanan berbasis tumbuhan seperti sayur dan gandum.

Sumber: Republika.co.id

Editor: Surya