Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah 5 Negara Paling Banyak Beri Utang ke Indonesia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 18-05-2019 | 17:16 WIB
uang-kartal11.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I 2019 menyentuh US$ 387,6 miliar. Angka tersebut tersebut tumbuh 7,9 persen ketimbang tahun lalu, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

Berdasarkan publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia edisi Mei 2019, tercatat ada lima negara yang memberi utang paling banyak untuk Indonesia, yakni Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Cina, dan Hong Kong pada Maret 2019.

Sebagai pemberi utang terbanyak, Singapura tercatat menyalurkan US$ 64,002 miliar. Setelah itu, Jepang menyusul dengan menggelontorkan utang US$ 29,017 miliar, AS US$ 21,350 miliar, Cina US$ 17,918 miliar, dan Hong Kong US$ 15,002 miliar.

"ULN sebesar US$ 387,6 miliar ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 190,5 miliar dolar AS, serta utang swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara atau BUMN sebesar US$ 197,1 miliar dolar," seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang terbitkan BI, yang diunggah dalam website resmi, Jumat 17 Mei 2019.

BI menjelaskan bahwa utang luar negeri yang meningkat karena adanya transaksi penarikan neto ULN. Selain itu, utang yang meningkat karena dipengaruhi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kondisi itu, kemudian membuat utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS. Peningkatan pertumbuhan ULN, terutama juga bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah relatif stabilnya pertumbuhan ULN pemerintah.

Menurut catatan BI, utang luar negeri swasta pada akhir triwulan I 2019 tumbuh 12,8 persen secara tahunan menjadi US$ 200 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen secara tahunan.

Sedangkan, hingga akhir triwulan I 2019, ULN pemerintah tercatat US$ 187,7 miliar. Jumlah ini tercatat tumbuh 3,6 persen secara tahunan, relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,3 persen year on year.

Kendati demikian, menurut BI, kondisi utang tersebut masih terkendali dalam struktur yang aman. Jumlah utang tersebut mencapai 36,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB pada akhir triwulan I 2019. Kemudian, struktur utang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total utang luar negeri.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha