Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Luhut Sebut Kebijakan Penenggelaman Kapal Tak Efektif Jangka Panjang
Oleh : Redaksi
Kamis | 09-05-2019 | 12:56 WIB
mentri-luhut.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Istimewa).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai, langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menenggelamkan kapal pencuri ikan atau illegal fishing cukup baik untuk membuat efek jera. Namun menurutnya, langkah ini tidak efisien jika dilakukan dalam jangka panjang karena Indonesia butuh upaya peningkatan ekonomi melalui hasil laut.

"Ya memang apa yang dibuat ibu Susi itu bagus, kita tenggelamin harus ada shock terapi itu. Tapi jangan sepanjang masa shock terapi, capek juga orang nanti akhirnya bosan," ujar Luhut saat memberi paparan dalam acara Musrembang Bappenas di Shangrila, Jakarta, Kamis (9/5).

Luhut melanjutkan, selama ini kapal pencuri ikan banyak berkeliaran di laut Indonesia, karena kapal Indonesia jarang melakukan pencarian ikan di wilayah laut yang memiliki sumber daya yang melimpah.

"Kan banyak sekali tempat kayak seperti di Natuna. Kita marah-marah orang kapal Asing datang ke kita, loh kapal kita tidak ada di sana," jelasnya.

Selain penenggalaman kapal, salah satu upaya peningkatan hasil laut yang dapat dilakukan adalah penangkaran ikan. "Nah sekarang what next. sekarang kan di undang-undang itu sudah dibuat bahwa harus bikin penangkaran ikan, ya kita kembangkan juga itu," jelas Luhut.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan melakukan safari penenggelaman sebanyak 51 kapal mulai tanggal 4 Mei mendatang. Kapal yang ditenggelamkan adalah kapal-kapal asing yang tertangkap sedang melakukan pencurian ikan atau ilegal fishing di kawasan kelautan NKRI, yang berukuran besar dengan ukuran 200 hingga 300 GT.

"Kapal-kapal yang kita tangkap akan kita musnahkan akan ditenggelamkan pada Mei ini," kata dia dalam acara konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (30/4).

51 kapal tersebut di antaranya terdiri dari 38 kapal Vietnam, 6 kapal Malaysia, 2 kapal (China) dan 2 kapal Filipina serta sisanya kapal asing yang memasang bendera Indonesia.

Dia mengungkapkan, safari penenggelaman kapal akan dilakukan selama dua minggu berturut-turut dimulai dari Pontianak. "Tidak sekaligus 51 kapal, kita akan cicil dimulai tanggal 4 Mei di Pontianak Safari Ramadhan menteri kelautan 2 minggu sampai selesai," ujarnya.

Selain itu, dia menyatakan penenggelaman kapal juga butuh pengawasan. Sebab ada kalanya kapal yang sudah ditenggelamkan ternyata tidak benar-benar tenggelam. "Kita juga ingin diawasi karena pernah tenggelamin tapi tidak benar-benar tenggelam," ujarnya.

Selain 51 kapal tersebut, ada sekitar 30 kapal lainnya yang tengah menunggu keputusan untuk ditenggelamkan. "Tahun kemarin 109 kapal ditenggelamkan, tahun ini sampai Apri ini yang sampai incracht sudah 51, yang belum 30 an lagi jadi total 80 an," tutupnya.

Editor: Chandra