Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Penderita Dominan di Batam

Hasil Survei Dinas Kesehatan, Kepri Darurat HIV/AIDS
Oleh : Redaksi
Sabtu | 06-04-2019 | 10:28 WIB
darurat-hiv.jpg Honda-Batam
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Provinsi Kepri masuk kategori darurat HIV/AIDS berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan setempat, karena jumlahnya signifikan.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan, dari jumlah homo seksual, waria dan PSK yang diperiksa petugas kesehatan, masyarakat dapat menilai apakah ini darurat, bencana atau tidak. "Kondisi ini mengerikan. Harus segera diatasi," katanya, Selasa (2/4/2019) seperti dikutip situs resmi Pemprov Kepri.

Tjetjep mengemukakan, berdasarkan hasil survei kesehatan yang dilakukan petugas terhadap 250 orang pria yang menyukai sesama jenis (homo seksual), 23 orang di antaranya positif HIV/AIDS. Penderita itu berada di Batam.

Sementara dari 400 orang pekerja seks komersial (PSK), lima di antaranya positif HIV/AIDS. Para PSK yang terjangkit juga berdomisili di Batam, dan masih beraktivitas.

Dinkes hanya memiliki kewenangan untuk mengimbau kepada mereka agar tidak berhubungan seks. "Sebanyak 53 orang waria yang diperiksa kesehatannya, 3 di antaranya terjangkit HIV/AIDS. Mereka berdomisili di Tanjungpinang," ucapnya.

Tjetjep mengatakan jumlah penderita HIV/AIDS yang didata Dinkes Kepri bukan angka yang akurat, karena lebih banyak pelaku homo seksual, waria dan PSK yang tidak ingin diperiksa kesehatannya. Mereka kemungkinan takut diperiksa, dan tidak siap mengetahui penyakit yang dideritanya setelah melakukan hubungan seks bebas dan menyimpang.

"Kami tidak memiliki kapasitas untuk memeriksanya," katanya.

Tjetjep mengemukakan, jumlah penderita HIV Aids bisa jauh lebih banyak dari temuan petugas kesehatan di Kepri. Penularan virus mematikan itu akan terus terjadi sepanjang masih ada anggota masyarakat dan para penderita berprilaku seks bebas dan menyimpang.

"Ini yang kita sebut dengan fenomena gunung es. Dari jumlah yang sedikit dapat menjadi sangat banyak," ucapnya.

Tjetjep sendiri merasa harus membeberkan permasalahan serius penularan HIV/AIDS ini untuk mencegah penularan secara massif. Perubahan prilaku seks harus dilakukan agar tidak terjangkit penyakit yang belum ada obatnya tersebut.

Editor: Gokli