Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terapis Mitra Go-Massage Diperkosa Pelanggan di Bandung, Ini Kata Go-Jek
Oleh : Redaksi
Selasa | 12-03-2019 | 12:16 WIB
perkosa2.jpg Honda-Batam
Ilustrasi

BATAMTODAY, Bandung - Seorang terapis pijat mitra Go-Massage diduga diperkosa oleh konsumen di sebuah rumah kos di Jalan Gegerkalong Hilir, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/3/2019).

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Porestabes Bandung M Rifai membenarkan adanya laporan dugaan pemerkosaan tersebut.

"Jadi benar menerima laporan polisi Rabu, 6 Maret 2019, atas kejadian dugaan pemerkosaan yang terjadi pada Selasa pukul 18.30 atau malam hari," kata Rifai di Mapolrestabes Bandung, Senin (11/3/2019).

Menurut Rifai, peristiwa ini terjadi saat terlapor yang berinisial L memesan jasa pijat melalui apikasi Go-Massage. Setelah memesan, pelapor pun kemudian datang ke tempat kos L.

"Pelapor mengatakan, saat memijat kemudian terjadi dugaan perbuatan pemerkosaan itu," katanya. Berbeda dengan keterangan pelapor, dalam keterangannya, terlapor tidak mengakui adanya pemerkosaan, tetapi yang terjadi atas dasar suka sama suka. "Terlapor tidak mengakui, dia melakukan itu karena suka sama suka," katanya.

Saat ini, polisi telah memeriksa tiga orang, yakni pelapor dan terlapor, serta satu saksi lainnya. "Tiga orang sudah diperiksa, pelapor dan terlapor, dan saksi yang tinggal di sebelah terlapor," katanya.

Sampai saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan sambil menunggu hasil visum. "Kami menunggu hasil visum dan mencari saksi lain untuk mengetahui apa ada yang melihat terjadinya pokok dugaan pemerkosaan tersebut," katanya.

Sementara Go-Life mengecam keras tindak pemerkosaan yang dialami salah satu mitranya oleh oknum pelanggan berinisial L.

Head of Go-Life Dayu Dara mengatakan, pihak perusahaan akan terus mengawal korban, baik secara hukum maupun pendampingan psikis korban. Selain itu, Go-Life akan menjaga keamanan dan kerahasiaan identitas korban.

"Keamanan dan kenyamanan pengguna dan mitra adalah prioritas utama kami," ucapnya.

Sementara itu, Dayu menjelaskan, korban merupakan sosok pekerja keras dan produktif. Korban juga diketahui sebagai tulang punggung keluarga.

"Korban merupakan sosok mitra yang produktif dan berperan sebagai tulang punggung keluarga, dan kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan melindungi privasi identitas korban," ucapnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dayu menjelaskan sudah memiliki prosedur operasi standar (SOP) anti-sexual harassment. SOP tersebut berisi panduan yang bersifat antisipatif (prakejadian), pada saat kejadian, sampai dengan pascakejadian kepada seluruh mitra.

Dayu menjelaskan, dirinya telah bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat di sejumlah kota untuk memberikan penyuluhan pertahanan diri serta menyediakan emergency panic button di aplikasi mitra.

"Kami juga senantiasa mengomunikasikan ketentuan penggunaan layanan melalui in-app message kepada para pengguna di halaman pemesanan," katanya.

Sumber: regional.kompas.com
Editor: Chandra