Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gubernur Buka Festival Pulau Penyengat 2019

Pulau Penyengat Diusulkan Jadi Warisan Budaya Dunia
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 14-02-2019 | 20:06 WIB
penyengat3.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pembukaan festival Pulau Penyengat 2019. (foto: Charles).

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gubernur Provinsi Kepri H. Nurdin Basirun dan Wali Kota Tanjungpinang Syahrul, mengusulkan agar Pulau Penyengat yang merupakan warisan budaya Melayu dan sumber literasi asal usul bahasa Indonesia, menjadi warisan budaya dunia.

Gubernur Kepri H Nurdin Basirun mengatakan, keberadaan Pulau Penyengat dengan budaya Melayu yang kental serta religiusitasnya, tidak hanya menjadi potensi pariwisata, tetapi juga menjadi identitas kebanggaan daerah yang harus terus dijaga dan dilestarikan hingga mendunia.

"Potensi Pulau Penyengat ini sangat besar yang harus terus kita tumbuh kembangkan. Sehingga, menjadi kebanggaan Kepri di mata nasional hingga dunia," ujar Nurdin saat membuka Festival Pulau Penyengat 2019 di Balai Adat Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kamis (14/2/2019).

Untuk itu lanjutnya, pemerintah terus berupaya meningkatkan beragam sarana dan prasarana. Nurdin minta kerjasama semua pihak untuk bersama-sama membangun potensi budaya melayu di Kepri ini.

"Potensi sudah ada sejak lama, maka kita harus terus berinovasi membuat Penyengat semakin berwarna. Sehingga, berdampak positif di berbagai sektor," lanjut Nurdin.

Ke depan, Nurdin berharap, Festival Pulau Penyengat dapat terus dikembangkan untuk mengangkat potensi alam dan budaya lokal dengan kemasan yang lebih menarik lagi. "Agar hidup ekonomi kerakyatannya, agar makin banyak wisatawannya," tambah Nurdin.

Sementara Wali Kota Tanjungpinang H. Syahrul mengatakan, perhelatan Festival Pulau Penyengat sejatinya merupakan upaya untuk melestarikan tradisi yang telah melekat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dan sudah mengakar pada masyarakat Tanjungpinang dari masa ke masa.

"Penyengat juga telah ditetapkan menjadi potensi unggulan daerah di bidang pariwisata, juga menjadi wisata budaya dan religi," kata Syahrul.

Untuk itu, lanjut Syahrul, Pemko Tanjungpinang menjadikan Pulau Penyengat salah satu fokus untuk terus dikembangkan dengan beragam inovasi dan kreasi. Serta, mengusulkan ke pusat agar Penyengat dijadikan sebagai warisan budaya dunia.

"Ke depan kita akan terus dan harus dikemas lebih menarik guna meningkatkan kunjungan wisatawan," ujar Syahrul.

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata RI, Roseno Arya mengatakan, Festival Pulau Penyengat telah masuk ke kalender pariwisata nasional dan merupakan 100 Event terbaik di Indonesia.

"Kita harapkan, kegiatan ini bukan hanya dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menarik wisatawan datang, tetapi juga harus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat," ujar Arya.

Festival Pulau Penyengat 2019 sendiri diselenggarakan pada 14-18 Februari 2019 yang dipusatkan di Balai Adat Melayu Pulau Penyengat.

Selain menghelat dan mempertunjukan lebih dari 20 kegiatan seni budaya, festival ini juga disuguhkan berbagai macam even kegembiraan yang dapat dinikmati pengunjungnya.

Adapun beragam perlombaan yang disajikan seperti lomba dayung, lomba dayung bantal di laut, lomba tangkap bebek di laut. Ada juga lomba pawai budaya, kuliner, berzanji, pangkak gasing, kompak kreasi remaja, berbalas pantun, lagu melayu, gurindam dan kompetisi becak motor dekoratif.

Festival juga menyajikan pameran cagar budaya dengan mengambil tema 'Tiggalan Budaya Bawah Air dan Cagar Budaya Pulau Penyengat dan Manuskrip Melayu'.

Hadir pada kesempatan tersebut Konjen RI Johor Bahru Haris Nugroho, Wakil Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma, Perwakilan FKPD, Sejumlah Kepala OPD, Ketua LAM Kepri H Abdul Razak, Perwakilan Balai Pelestarian Budaya Wilayah Kerja Sumbar Riau Kepri Agus Tri Mulyono beserta tamu undangan lainnya.

Editor: Chandra