Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diimingi Kerja Restoran, Bunga Terjerumus ke Lembah Hitam Bisnis Esek-esek Jemaja
Oleh : Alfredy Silalahi
Jum\'at | 25-01-2019 | 15:04 WIB
bunga-jemaja1.jpg Honda-Batam
Bunga (dua dari kiri) didampingi oleh Keluarga Calon Suami. (Foto: Alfredy)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Diiming-imingi bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran dengan penghasilan Rp 2 juta, menjadi alasan Bunga (16), bukan nama sebenarnya mendatangi Pulau Jemaja.

Pasalnya, selama seminggu mencari pekerjaan di Jakarta tak kunjung ketemu. Akhirnya, Bunga berangkat dari Jakarta menuju Jemaja atas tawaran R (teman Bunga) yang difasilitasi oleh Akai alias M.

Setibanya di Jemaja, Bunga dipoles oleh istri Akai dan dibawa ke pasar untuk membeli sejumlah pakaian yang tergolong seksi. Atas jasa itu, Bunga ibarat telah berhutang kepada Akai.

Pasrah tapi tak rela, Bunga yang tiba di Pulau Jemaja seolah-olah merasa tertipu, karena dipekerjakan tidak sesuai tawaran R sebagai pelayan restoran. Tetapi dipekerjakan sebagai pelayan cafe dan juga dipaksa untuk melayani pria hidung belang.

"Korban (Bunga) ini ditipu, dari kampungnya (Cianjur) mencari kerja di Jakarta dan singgah ke Yayasan. Setelah satu minggu tidak ada informasi pekerjaan di Jakarta, korban kemudian ditawarkan oleh R (teman korban) untuk berkerja di pulau sebagai pelayan restoran dengan gaji Rp2 juta, dengan segala transfortasi ditanggung," kata Erda, selaku pendamping di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Kepulauan Anambas menirukan cerita Bunga, Jumat (25/1/2019).

Erda menguraikan, selama 2 bulan berkerja di cafe remang-remang milik Akai, korban tidak mendapat gaji. Karena masih terlilit utang dari pemilik cafe baik itu biaya perjalanan dari Jakarta ke Jemaja dan biaya pembelian baju.

"Selama bekerja menemani pria di cafe, Bunga hanya mendapat uang tip dari pelanggan. Dan jika dibooking untuk melayani pria hidung belang dipatok harga Rp 700.000. Uang tersebut pun tidak dapat dipegang korban karena langsung diambil oleh pemilik cafe dengan alasan setoran untuk membayar hutang. Dan pengakuan Bunga, setoran yang diberikan sebanyak 13 kali hanya dihitung sebanyak 8 kali. Dan hutang juga semakin bertambah," urai Erda.

Erda yang mendampingi Bunga saat berada di Mapolres Anambas, mengakui bahwa Bunga sangat tertekan dan trauma atas kejadian tersebut. Bunga pun diselamatkan oleh calon suaminya yang sudah kepincut oleh Pria asal Dabo, Lingga, yang ingin segera meminang Bunga.

"Sebelum adanya aksi ibu-ibu rumah tangga di Jemaja menggeruduk tempat hiburan malam, Bunga dan Calon Suaminya bertolak dari Kuala Maras, Jemaja Timur menuju Tarempa, Siantan untuk mengurus data kependudukan. Namun, setelah kembali dari Tarempa, Akai si pemilik cafe telah menunggu di Pelabuhan Kuala Maras dan langsung menahan Bunga, dengan alasan masih terlilit utang," jelasnya.

Keluarga Calon Suami Bunga yang mendengar kejadian tersebut justru tak terima. Keluarga Calon Suami Bunga, beramai-ramai menuju Kantor Camat Jemaja, untuk melaporkan hal tersebut. Tetapi tak menyelesaikan masalah, bahkan dugaan perdagangan anak dibawah umur jadi terbongkar.

"Kekuarga Calon Suami Bunga langsung meminta bantuan dari sejumlah ibu-ibu rumah tangga untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Camat Jemaja. Dan Camat Jemaja mendampingi para keluarga untuk melaporkan ke pihak berwajib sehingga terbongkar kejadian yang sesungguhnya," kata Erda.

Editor: Yudha