Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus DBD di Kepri Menurun pada 2018
Oleh : Hendra Mahyudi
Kamis | 03-01-2019 | 12:52 WIB
kadinkes-kepri-lagi.jpg Honda-Batam
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, dr Tjetjep Yudiana. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menilik kepada program instansi kesehatan pada tahun 2018 lalu, secara langsung kita bisa melihat bahwa instansi kesehatan di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) lebih mengambil titik fokus pada proses program vaksinasi Measles Rubella (MR).

Bahkan usaha untuk pemenuhan target vaksinasi ini sampai menggeser program-program pencegahan penyakit lain yang pada dasarnya sedari awal tahun telah disusun perencanaannya.

Dari info yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, dr Tjetjep Yudiana, mengatakan bahwa di Kepulauan Riau (Kepri) sendiri, masifnya gerakan vaksinasi MR sempat berpengaruh pada program pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dimana program masal pencegahan yang rencananya akan dilakukan di empat kabupaten kota di Kepri terpaksa ditunda demi mensukseskan program vaksinasi MR yang pada akhirnya tidak mencapai target juga.

"Terpaksa kita tunda dulu, karena fokus untuk MR, walaupun tidak tercapai target," ucap Tjetjep Yudiana ketika dihubungi pada Rabu (2/1/2018) siang kemarin.

Kendati program untuk pencegahan DBD secara massal di Kepri terganggu oleh vaksinasi MR, Tjetjep mengatakan bahwa pihaknya tetap melakukan monitoring dan langsung mengambil tindakan apabila terjadi kasus DBD di satu daerah.

Kepada pewarta Tjetjep juga menyampaikan, meski program pencegahan tidak ada yang dijalankan, namun kasus DBD di Kepri pada akhir tahun 2018 justru mengalami penurunan.

"Pada bulan Desember 2018 lalu, ada 113 kasus DBD di Kepri, turun cukup jauh dari bulan sebelumnya di angka 167 kasus DBD," ujarnya.

Bahkan penurunan kasus DBD di Kepri hampir terjadi di seluruh kabupaten kota, dimana di Kota Batam yang pada November 2018 lalu ada 72 kasus, turun menjadi 43 kasus pada Desember. Kota Tanjungpinang yang sebelumnya ada 39 kasus, turun menjadi 20 kasus.

"Sementara untuk Kabupaten Lingga, Natuna, dan Anambas tidak ditemukan kasus DBD pada bulan Desember ini," lanjutnya.

Tjetjep mengatakan hampir untuk di semua daerah menurun, dan hanya di Kabupaten Karimun yang naik dari 10 jadi 22 kasus, di daerah lain Tjetjep mengatakan bahkan ada yang tidak memiliki kasus DBD.

Kendati terjadi penurunan kasus DBD periode 2018 di wilayah Kepri, Tjetjep mengatakan bahwa pihaknya tidak akan lengah dengan tetap akan segera melanjutkan program yang sebelumnya tertunda di tahun 2018 itu.

"Nanti Pemerintah Provinsi Kepri akan menyurati setiap kabupaten kota untuk melakukan tindakan pencegahan DBD pada 2019 ini," pungkasnya.

Editor: Yudha