Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

3 Kontainer Diduga Beredar di Pasaran

Ikan Berformalin asal Pakistan Disinyalir Berjumlah 4 Kontainer
Oleh : Ali/Dodo
Kamis | 23-02-2012 | 10:10 WIB
IkanTongkol.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Terkait temuan ikan berformalin sebanyak 25 ton dalam satu kontainer, disinyalir keberadaan kontainer berisikan ikan berbahan kimia itu ada empat kontainer milik Importir ikan PT Bintan Nusantara Mulia (BNM) masuk ke Batam melalui pelabuhan Batuampar pada 14 Februari 2012 lalu.

Dari iformasi yang diperoleh di lapangan, ketiga kontainer tersebut masuk bersamaan satu kontainer yang telah dinyatakan mengandung formalin sesuai temuan petugas Karantina Ikan Kelas I Batam. 

Ketiga kontainer berisikan ikan itu juga terindikasi mengandung formalin yang didatangkan PT BNM dari Pakistan. Namun yang diekspos ke media selama temuan itu, hanya satu kontainer yang berisikan 25 ton ikan Kembung. 

"Ada empat kontainer yang masuk. Saya juga heran kenapa yang diekspos ke media hanya satu aja, Kemana yang tiga kontainer lagi?," ujar sumber batamtoday yang bergerak di bidang perizinan perikanan di Batam, kemarin. 

Sumber mengkhawatirkan tiga kontainer yang diloloskan itu membahayakan bagi warga di Batam dan Kepri umumnya bila diperjualbelikan untuk dikonsumsi masyarakat. Karena tanpa ada penjelasan, katanya, pihak Karantina hanya mengungkap satu kontainer yang berisikan ikan Gembung asal Pakistan yang mengandung formalin.

Sehingga, sulit untuk dipercaya bila tiga kontainer lainnya asal negara yang sama tidak mengandung formalin. 

"Sama-sama tahu kita bagaimana mental instansi terkait. Asalkan jangan samai ada kesepakatan saja antara mereka untuk meloloskan ikan-ikan itu, mereka yang untung, masyarakat yang buntung," katanya. 

Sementara itu, pihak Karantina Wilayah Kerja Bandara, membantah bila PT BNM mengimpor ikan dengan empat kontainer dari Pakistan, katanya sejauh ini hanya ada dua kontainer saja yang berisikan ikan yang sama dari negara yang berbeda. 

"Mana ada, tidak benar itu ada empat. Hanya ada dua kontainer aja yang dimasukkan PT BNM ke Batam. Satunya lagi dari Jepang yang juga negatif mengandung formalinnya," ujar Wahyu singkat.