Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tanpa Ada Gempa Bumi

Pantai Anyer dan Lampung Selatan Dilanda Tsunami, Tercatat 29 Tewas, 2 Hilang, 165 Terluka
Oleh : Redaksi
Minggu | 23-12-2018 | 09:36 WIB
tsunami_anyer.jpg Honda-Batam
Pantai Anyer, Kabupaten Pandegang, Banten dan Lampung Selatan dilanda tsunami atau gelombang tinggi

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pantai Anyer, Kabupaten Pandegang, Banten dan Lampung Selatan dilanda tsunami atau gelombang tinggi, tanpa dipicu oleh gempa bumi, tapi akibat fenomena bulan purnama. Tercatat sebanyak 29 korban tewas dan 2 orang korbam dinyatakan hilang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut kejadian di Anyer bukan merupakan tsunami, melainkan hanya sebagai gelombang tinggi. Kepala BPBD Banten Kusmayadi menyatakan hingga kini pihaknya mencatat 29 korban tewas akibat tsunami Pantai Anyer, Kabupaten Pandeglang

Petugas masih terus berusaha melakukan evakuasi korban tsunami Pantai Anyer. Petugas masih mendatangi sejumlah desa di kawasan Pantai Pandeglang, mulai dari Tanjung Lesung sampai Sumur di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Dalam evakuasi yang dilakukan di perairan Tanjung Lesung dan Sumur, petugas BPBD Banten menangani lima korban tewas. Hingga berita ini diturunkan, Minggu (23/12/2018) pukul 05.57, evakuasi korban tsunami Pantai Anyer Banten dan Lampung Selatan masih terus dilakukan.

Menurut Kusmayadi, pihaknya masih kesulitan menjangkau lokasi yang paling parah dilanda tsunami. Akses ke sejumlah titik di kawasan pantai itu masih sulit ditembus karena tertutup sampah dan puing-puing bangunan.

Sementara BNPB pusat merilis, jumlah korban tewas tsunami Pantai Anyer Banten dan Lampung Selatan, 20 orang meninggal dunia, dua orang dinyatakan hilang. dan menyebabkan 165 orang luka-luka.

"Data sementara dampak tsunami di Pantai di Kab Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan hingga 23/12/2018 pukul 04.30 WIB: tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho , Mimggu (23/12/2018).

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, puluhan bangunan rusak dihantam gelombang tsunami Pantai Anyer dan Lampung Selatan.

"Data korban tsunami Pantai Anyer dan Lampung Selatan kemungkinan masih akan terus bertambah," ujar Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo mengtakan, penanganan darurat dampak gelombang tinggi yang menerjang pantai Anyer di Kabupaten Pandeglang dan Lampung Selatan terus dilakukan.

Kejadian gelombang tinggi yang menerjang permukiman dan hotel di pantai berlangsung secara tiba-tiba sehingga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan.

Kronologi dan Rincian Korban Tsunami Pantai Anyer dan Lampung Selatan

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, gelombang pasang tinggi berlangsung pada Sabtu (22/12/2018) pukul 21.30 WIB.

Data sementara dampak gelombang pasang yang dihimbun BPBD pada 23/12/2018 pukul 00.30 WIB, terdapat 3 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka di Kabupaten Pandeglang dan Lampung Selatan.

Di Lampung Selatan tercatat 3 orang meninggal dunia, 11 orang luka-luka dan dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 30 unit rumah rusak berat. Di Kabupaten Pandenglang 10 orang luka-luka.

Pendataan masih dilakukan. Kondisi malam dan gelap menyebabkan belum semua dampak kerusakan diselesaikan.

BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan. Bantuan disalurkan kepada masyarakat.

Kondisi pasang laut yang menerjang pantai sebagian sudah surut. Genangan dan material sampah masih banyak di permukiman.

BNPB menegaskan, peristiwa gelombang tinggi di Pantai Anyer dan Lampung Selatan bukan tsunami, karena fenomena gelombang pasang ini bukan disebabkan oleh gempabumi yang memicu tsunami atau pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau. Tetapi lebih disebabkan oleh dinamika laut dan pengaruh bulan purnama.

Karena itu, masyarakat dihimbau tetap tenang, tidak ada tsunami. Sebab, terjadinya tsunami sebabkan gempa (umumnya gempa lebih besar dari 7 SR, pusat gempa di laut dengan kedalaman kurang dari 20 km dan di zona subduksi), longsor bawah laut, erupsi gunungapi dan jatuhnya meteor di laut.

Editor: Surya