Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Reuni Alumni 212 Bukan untuk Giring Opini Jelang Pilpres 2019
Oleh : Irawan
Selasa | 04-12-2018 | 08:52 WIB
fahri_anies_fadli_212.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (tengah) ikut aksi 212 bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan) dan Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menegaskan, salah besar jika ada anggapan kalau Aksi Reuni Akbar Alumni 212 yang dihadiri jutaan manusia di Silang Monas, Minggu (2/12/2018) kemarin, dalam rangka menggiring opini ummat untuk memilih pemimpin jelang Pilpres 2019. Menurut dia, Reuni Akbar 212 digelar karena ada kegelisahan yang berlanjut.


"Kegelisahan yang mencari jawaban pada setiap pejabat dan lembaga negara yang berwenang di negeri ini. Adalah sebuah kebodohan apabila gagal memahami jutaan orang berkumpul secara damai tanpa maksud," kata Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/12/2018).

Masyarakat itu, lanjut Fahri, mengingikan ketenangan bahwa pemerintah itu tidak boleh berbuat dzalim. Makanya, tim capres petahana jangan salah membaca aksi Reuni Akbar 212 yang baru saja digelar di Monas.

"Itu saja. Ini analisa saya, dan saya buka saja sesuatu yang harusnya sebuah advise gratis pada petahana. Bahwa petahana dianggap oleh peserta Reuni Akbar 212, bukannya menjawab tapi bikin tambah gelisah. Dalam sisa waktu yang ada, apakah petahana akan menjawab atau bikin tambah gelisah?" ujarnya.

Menurut pengamatan politisi dari PKS itu, sekarag ini orang menjalar pilihannya kepada mereka yang dianggap bisa memberikan kepastian, dan mungkin karena pemerintahan yang ada saat ini sudah tidak bisa memberi kepastian terhadap berbagai kasus hukum, seperti kasus korupsi, kasus penistaan agama, terhadap kriminalisasi, maupun terhadap penggunan UU ITE yang sebenarnya UU Administrasi Ekonomi menjadi UU Pidana, dan lain-lainnya.

"Jadi ada kekacauan yang menyebabkan orang menginginkan adanya kepastian. Dan, orang menganggap bahwa dalam diri dua kandidat capres saat ini, satu mengirim ketidakpastian., dan yang satu lagi mengirim kepastian. Itu yang harus dibaca oleh tim sukses," katanya.

Sekarang ini, penilaian Fahri Hamzah, orang merasa kalau Prabowo itu sebagai capres yang dapat memberikan kepastian hukum, keamanan, ketentraman, keadilan dan melindungi yang kecil. Secara simbolik itu lah yang makin lama semakin dirasakan. Dan memang, tak bisa dipungkiri kalau hadirnya Prabowo di Reuni Akbar 212 mempunyai efek elektoral yang besar.

"(Efek elektoral untuk Prabowo) sangat besar kalau menurut saya karena apapun kan calonnya cuma dua. Jadi orang ngebandingin itu apple to apple gitu. Artinya itu relatif ngebandinginnya itu cuma orang dua gitu kan," ujarnya lagi.

"Jadi ada kekacauan yang menyebabkan orang ingin ada kepastian. Orang menganggap bahwa dua kandidat ini, yang satu mengirim ketidakpastian, yang satu mengirim kepastian. Itu yang harus dibaca oleh tim sukses. Sekarang ini orang merasa bahwa Prabowo Subianto itu lebih memberikan kepastian hukum, keamanan, ketenteraman, keadilan, melindungi yang kecil," imbuhnya.

Lanta dirinya meyakini kehadiran Prabowo dalam acara Reuni Akbar 212 kemarin, dapat mengembalikan kepercayaan umat akan adanya pemerintahan yang bisa memberikan rasa keadilan kepada masyarakat.

"Kalau itu, bukan cuma suara Islam kalau dugaan saya. Akhirnya orang kan secara keseluruhan memikirkan, berarti selama ini kekacauan bukan diciptakan oleh masyarakat. Ini kan kekacauan diciptakan oleh pemerintahan yang diprotes oleh jumlah orang begitu banyak karena berbuat tidak adil," katanya.

Tapi yang jelas, dengan kemunculan Prabowo itu, menegaskan jawaban atas kegelisahan massa selama ini bahwa ada atau bisa ada pemerintah yang tidak akan menciptakan gangguan kepada rasa keadilan masyarakat yang kemarin itu menjadi pemicu aksi damai 212, demikian keyakinan Fahri Hamzah.

Editor: Surya