Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gelar Deklarasi Damai Bersama PSMTI, Polri Tekan Konflik dalam Pemilu 2019
Oleh : Romi Chandra
Jum\'at | 19-10-2018 | 09:16 WIB
damai-pemilu.jpg Honda-Batam

PKP Developer

PSMTI Batam mendeklarasikan Pemilu damai, usai mengikuti sosialisasi dari Ditintelkam Polda Kepri di Hotel Planet Holiday, Jodoh, Kamis (18/10/2018). (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) Pilpres dan Pileg yang saat ini tahapannya sudah dimulai, diharapkan bisa berjalan damai dan tidak ada gangguan.

Berkaca dari Pileg yang terjadi di Kepri sebelumnya, banyak pelanggaran dan bahkan dilakukan pemilihan ulang karena adanya kecurangan. Hal ini, membuat Polri mengambil langkah untuk mengantisipasinya. Salah satunya, mensosialisasikan kepada masyarakat tentang Pemilu damai, aman dan lancar melalui Direktorat Intelkam.

Kali ini, sosialisasi itu dilakukan terhadap Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), dengan tujuan pemberdayaan ekonomi kerakyatan di ruang pertemuan Hotel Planet Holiday, Kamis (18/10/2018). Selain itu, juga dilakukan deklarasi Pemilu damai oleh PSMTI usai kegiatan.

Kabag Analisis Ditintelkam Polda Kepri, AKBP Sudarminto yang turut menjadi pemateri, mengatakan saat ini Polda Kepri melaksanakan pengamanan kampanye dengan nama Operasi Mantap Brata dengan waktunya sangat lama.

Polri sendiri melihat persiapan dari KPU dan Panwaslu masih berkutat pada DPT dan DTT. Sementara di sisi lain juga ada masalah yang harus dihadapi. Dalam Pemilu ini pelaksanaan tahapan ini sudah dilakukan jauh hari sebelumnya.

"Karena itu kita dari Polri khawatir dan berfikiran bagaimana pelaksanaan berjalan sampai akhir sukses dan tidak ada kendala yang dihadapi. Daripada terakhir nanti terjadi permasalahan, makanya kita melakukan kegiatan yang sifatnya membantu Panwaslu dan KPU serta menjadi sesuatu program kerja bersama," katanya.

Ditambahkan, tujuan kegiatan-kegiatan ini, untuk menciptakan kesadaran pemilih dan menciptakan ketertiban dan keamanan yang harus dijaga.

Untuk potensi keributan di Kepri, berkaca pada Pemilu yang terjadi pada 2014 lalu terjadi pemilihan ulang karena timbul permasalahan.

"Kita menghindari hal itu terjadi lagi. Untuk Polri ada 11 konflik permasalahan yang harus diantasipasi dalam Pemilu. Di antaranya seperti proses penyelenggara, pengamanan, pengawasan dan hal lainnya seperti gangguan Kamtibmas, ada tidak konflik antar Paslon maupun internal Parpol. Semua itu harus diantisipasi," jelasnya.

Begitu juga mengacu pada geografis Kepri. Apalagi saat ini memasuki angin utara, kondisi cuaca sangat buruk dan menjadi tantangan sendiri.

"Kita tau Kepri daerah kepulauan. Cuaca ekstrim sangat mempengaruhi, baik itu untuk melakukan kampanye maupun saat mendistribusikan kotak suara nantinya. Bisa saja karena cuaca ekstrim membuat pendistribusian kotak suara terhambat. Nah ini kan masalah," tegasnya.

Hal seperti itulah yang membuat Polri nerinisiatis membantu KPU dan Panwaslu dengan melakukan sosialilasi kepada masyarakat. "Kita juga akan fokuskan pada masyarakat di perbatasan. Kalau cuaca buruk, bisa saja kita bantu mendistribusikan menggunakan kapal perang. Semua itu menjadi pertimbangan kita," lanjutnya.

Sejauh ini, kepedulian masyarakat untuk menggunakan hak suaranya hanya sekitar 65 persen. Maka hal ini lah yang akan kita tingkatkan melalui sosialisasi.

Editor: Gokli