Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Asian Para Games 2018, Kejuaraan Difabel Kelas Asia Pertama di Indonesia
Oleh : Redaksi
Rabu | 03-10-2018 | 11:28 WIB
atlet-defabel.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Atlet defabel berprestasi. (Foto: Ist)

Oleh Ade Istiqamah

SEMANGAT sebagai tuan rumah pada ajang kejuaraan olahraga Asian Games 2018 rasanya masih begitu terasa hingga saat ini. Semua atlet Indonesia telah berhasil membuktikan dirinya sebagai yang terbaik di mata Asia dan dunia. Hal tersebut bisa dilihat dari perolehan medali Indonesia yang berada di posisi ke empat di bawah negara Cina, Jepang dan Korea Selatan. Prestasi membanggakan bukan?

Melanjutkan prestasi dan juga perjuangan bangsa Indonesia di ajang Asian Games 2018 yang berhasil dalam menyuntikkan semangat positif, kini Indonesia kembali menjadi tuan rumah lagi pada ajang kejuaraan Asian Para Games 2018.

Kesempatan sebagai tuan rumah ini adalah kesempatan yang pertama untuk Indonesia di ajang pesta olahraga difabel se-Asia tersebut. Sama halnya dengan ajang sebelumnya, sekarang Indonesia juga sudah menyatakan dan membuktikan kesiapannya, termasuk juga untuk aksesibilitas bagi para atlet difabel. Bahkan, persiapan tersebut juga sudah mulai dikerahkan kepada para atlet sejak satu tahun lalu.

Ajang Asian Para Games 2018 ini pun memberikan bukti kepada masyarakat luas bahwasanya bukan hanya mereka yang memiliki kesempurnaan secara fisik saja yang bisa bertanding, namun orang difabel pun memiliki kesempatan dan kemampuan yang tidak berbeda. Nah berikut ini adalah beberapa hal mengenai Asian Para Games 2018 yang perlu Anda tahu.

Apa itu Asian Para Games 2018? Asian Para Games 2018 merupakan multiolahraga tingkat Internasional pertama yang diadakan di ASEAN dengan peserta para penyandang disabilitas. Asian Para Games 2018 ini akan diselenggarakan pada tanggal 6 hingga 13 Oktober 2018, dimana berlokasi di Jakarta dan Bogor.

Perlombaan ini awalnya diselenggarakan di Cina tepat pada tanggal 12 hingga 19 Desember 2010. Ada cukup banyak atlet yang bergabung dan ikut andil di dalamnya, yakni sekitar 5.500 orang. Pada perayaan tersebut tuan rumah berhasil menjadi juara umum kemudian disusul oleh Negara Korea dan Jepang. Setelah 4 tahun berlalu, Asian Para Games diselenggarakan pada tanggal 18 hingga 24 Oktober di Korea Selatan.

Ketika ditarik lebih jauh ke belakang, Asian Para Game ternyata dipelopori oleh usaha dari seorang dokter bernama Ludwig Guttmann. Dari tahun 1899 hingga 1980, Beliau terus saja berupaya untuk mengembalikan kepercayaan diri dari para tentara yang terluka dan cacat. Dokter Ludwig selalu percaya bahwasanya para difabel memiliki kesempatan sama dengan orang yang bertubuh sempurna.

Pada tanggal 17 Oktober 2018, Indonesia menyatakan diri setuju dan siap menjadi tuan rumah ajang Asian Para Games di tahun 2018. Keputusan ini bahkan telah disampaikan melalui surat resmi oleh Menteri Olahraga pada masa tersebut yaitu Roy Suryo. Surat resmi diserahkan oleh Roy kepada kepala Presiden dari Asian Paralympic Committee atau ASC bernama Dato Zainal Abu Zarin.

Berita ini tentunya ditanggapi dengan baik oleh Sekjen APC yaitu Malini Rajasegaran. Dirinya mengaku senang dengan keputusan tersebut, dan akan melakukan upaya terbaik untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Para Games berikutnya di tahun 2018.

Mengenai kepanitiaan, apabila di ajang Asian Games 2018 dinamai dengan nama INASGOC, maka panitia untuk pelaksanaan acara Asian Para Games 2018 adalah INAPGOG yang kepanjangannya adalah Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee. Ketua dari panitia ini adalah Raja Sapta Oktori yang merupakan Ketua Umum dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HPMI periode 2011 hingga 2014.

Berdasarkan pertemuan dengan APC di Jakarta tanggal 13 hingga 14 April 2018, Wakil Presiden Yusuf Kalla menyatakan jika penyelenggaraan Asian Games dengan Asian Para Games hanya selisih satu bulan dan pihaknya juga meminta kedua panitia yaitu INASGOC dan INAPGOC harus bekerja sama dengan baik agar acara bisa berjalan sukses.

Di perlombaan ini, ada sekitar 18 cabang olahraga yang nantinya akan diselenggarakan pada ajang Asian Para Games 2018. Jumlah cabang olahraga tersebut akan dibagi menjadi 568 nomor. Akan ada banyak nomor untuk setiap cabang olahraga yang dipertandingkan sebab para atlet mempunyai nomor berbeda berdasarkan klasifikasi latar belakang kekurangan fisiknya.

Beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan besok diantaranya adalah badminton, bowling lapangan, catur, tenis kursi roda, voli duduk, angkat besi, renang, basket kursi roda, panahan, boccia, atletik, balap sepeda, shooting, judo, renang, panahan kursi roda, goal ball dan tenis meja.

Dari cabang olahraga tersebut ada dua yang diciptakan khusus untuk para difabel. Yang pertama adalah Boccia. Boccia merupakan salah satu jenis olahraga yang permainannya dilakukan di atas kursi roda. Cabang ini sengaja di desain agar bisa dimainkan oleh mereka yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan secara motorik. Termasuk juga untuk mereka yang menderita cerebral palsy.

Tujuan dari cabang olahraga ini yaitu melemparkan bola kulit yang berwarna merah maupun biru hingga bisa sedekat mungkin pada target. Di sini atlet tidak diperbolehkan menggunakan tangan untuk melempar bola dan wajib dengan alat bantu. Boccia sendiri sudah menjadi cabang olahraga Paralympic dari tahun 1984.

Untuk cabang olahraga yang kedua adalah Goalball. Cabang olahraga ini sengaja didesain untuk mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan atau tuna netra. Semua atlet yang tidak bisa melihat sama sekali ataupun memiliki gangguan penglihatan dapat bermain dalam satu pertandingan yang sama sebab mereka akan ditutup matanya ketika pertandingan berlangsung.

Satu tim Goalball terdiri dari tiga peserta. Sistem permainan juga didesain sesuai dengan keadaan fisik dari pemain, dimana bola harus dilempar ke arah gawang lawan kemudian lawan harus selalu waspada dan berusaha untuk mencegah bola yang ada masuk ke gawang. Para pemain berada di area depan gawang masing-masing.

Setiap peserta tidak ada yang bisa melihat bola, jadi bola diisi dengan lonceng agar semua bisa tahu dari mana arah datangnya bola. Semua penonton yang hadir dalam pertandingan juga dianjurkan untuk diam dan tidak berisik agar para peserta bisa lebih konsentrasi.

Bagaimana, cukup jelas bukan gambaran dari ajang Asian Para Games di atas? Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah untuk ajang olahraga difabel terbesar, sudah sepatutnya kita semua sebagai warga negara Indonesia memberikan dukungan yang terbaik sehingga acara bisa berjalan dengan lancar sama halnya dengan Asian Games 2018.

Mari dukung dan buktikan bahwasanya Indonesia tidak hanya berprestasi di ajang Asian Games 2018 saja, namun pada ajang Asian Para Games 2018 Indonesia juga bisa memberikan prestasi terbaiknya.*

Penulis adalah Mahasiswi Univesitas Muhammadiyah Makassar