Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Listrik Tenaga Nuklir Akan Dibangun di Bangka
Oleh : Tunggul Naibaho
Selasa | 18-01-2011 | 07:47 WIB

Jakarta, batamtoday - Badan Tenaga Nuklir Nasional menetapkan pulau Bangka sebagai lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dan pekerjaannya akan dimulai pada tahun 2011 ini. Demikian disampaikan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Hudi Hastowo di gedung DPR/MPR, Jakarta, SEnin 17 Januari 2011.

"Saat ini sedang dilaksanakan kegiatan praproyek," ucap Hudi Hastowo.

Kegiatan praproyek meliputi perencanaan energi nasional bersama Dewan Energi Nasional (DEN), survei infrastruktur nasional, perencanaan partisipasi nasional, survei tapak, dan kajian lingkungan di Bangka, serta program pengembangan SDM.

Indonesia telah melakukan swa-evaluasi terhadap 19 butir infrastruktur yang dipersyaratkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency).

"IAEA menilaiIndonesia telah menyelesaikan fase pertama dan siap menuju fase kedua," jelas Hudi.

Mengenai penetapan Bangka sebagai lokasi pembangunan PLTN, Hudi menjelaskan, Bangka jauh dari gunung api aktif. Gunung api terdekat dengan Bangka adalah Gunung Lumut Balai di Lampung yang jaraknya 303 km dari Bangka. Di daerah ini juga tidak pernah ada catatan gempa yang episenternya di Bangka.

Gempa signifikan yang terdekat adalah gempa di Liwa Lampung berkekuatan 7 skala Richter dan kedalaman 23,1 km dengan jarak 302 dari Bangka yang terjadi pada 15 Februari 1994. Karenanya, berdasarkan peta SNI 1726-2002, Bangka masuk zona Peak Ground Acceleration (PGA) rendah (0,03 g).

Batan juga menilai, biaya untuk studi tapak relatif murah dan biaya konstruksi minimum. Di sisi lain, titik berat demografi nusantara dan sangat strategis (13 Km dari Sumatera, 330 Km dari Jawa, 210 Km dari Kalimantan dan 380 Km dari Singapura).

Pembangunan PLTN Bangka diharapkan bisa masuk jaringan listrik Jamali, Sumatera atau ke ASEAN Grid sehingga Bangka berpotensi sebagai pusat "smelter" nasional. Untuk mewujudkan rencana itu, hanya dibutuhkan waktu tiga tahun.

"Studi kelayakan dapat disederhanakan dan dipercepat melalui kontrak tahun jamak," katanya.


Perlu Kepres

Dalam kaitan ini, Menkeu telah menyetujui bahwa APBN untuk Batan selama tiga tahun berturut-turut mulai 2011 hingga 2013 digunakan untuk kegiatan praproyek PLTN di Bangka.

Permasalahannya, kata dia, "owner" belum ditetapkan padahal sesuai UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenagalistrikan, kewenangan implementasi program adalah pada "owner" PLTN.

Karena itu, pihaknya mengusulkan agar segera diterbitkan Keppres tentang Pembentukan Tim Nasional Persiapan Pembangunan PLTN sehingga penetapan "owner" PLTN dapat segera direalisasikan.

Sementara itu Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel), Eko Maulana Ali, jauh-jauh hari sudah menytakan dukunganya atas Pembangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Bangka.

"Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir sangat layak dan strategis di provinsi ini untuk mengatasi masalah krisis listrik," katanya di Pangkalpinang beberapa waktu lalu..

Menurut dia, sebagai provinsi kepulauan Bangka secara geografis terletak di tengah-tengah sehingga memungkinkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir.

Pemerintah Provisni telah menyiapkan dua lokasi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Pulau Bangka Selatan, Lepar dan Pulau Nanduk, tegas Gubernur.

Dua pulau seluas 2407 hektar yang cukup strategis sebagai lokasi PLTN sejak dua pulau lainnya tidak berpenghuni. Menurut dia, pembangunan PLTN akan membantu pasokan listrik Jawa-Sumatera dan dia percaya masyarakat mendukung pembangunan PLTN di Bangka.

 

Data PLTN Asing

Saat ini ada 441 unit PLTN yang ada di dunia yang sedang beroperasi dan 63 unit PLTN yang tengah dibangun kontruksinya, diluar yang dibangun Israel dan Taiwan. 

Data IAEA menyebut Amerika Serikat mempunyai  104 PLTN, Perancis mempunyai 58 unit PLTN,  Jepang 54 unit, China 13 unit (menjadi 39 pada tahun 2020), Rusia 32 unit (43 unit  tahun 2020), India 19 unit (23 unti tahun 2010),  Korsel 26 unit.

Uni Emirat Arab sedang membangun 4 unit PLTN sekaligus, sedangkan Malaysia dan Singapura juga akan membangun PLTN-nya dana akan segera terealisasi pada tahun 2020.

Indonesia saat ini setiap tahunya memerlukan 3000 megawatt, sedangkan PLTN Bangka direncanakan akan menghasilkan daya sebesar 8.000 s/d 10.000 megawatt.

Adapun besara danan yang dibutuhkan untuk membangun PLTN di Bangka sekitar Rp 56 triliun,