Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Prabowo-Sandiaga Prihatin Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Terus Melemah
Oleh : Redaksi
Sabtu | 08-09-2018 | 08:52 WIB
prabowo-sandi1.jpg Honda-Batam
Koalisi pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga menggelar konferensi pers soal pelemahan rupiah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Koalisi pengusung pasangan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan cawapres Sandiaga Salahuddin Uno (Prabowo-Sandiaga) memberikan pernyataan sikap terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah dinilai perlu mendayagunakan ekonomo nasional.

"Kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional khususnya rakyat kecil yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti tahu, tempe," kata Sandiaga membacakan pernyataan sikap yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut," Jumat (7/9/2018).
.
Seperti diketahui, Tiga ketua umum partai pengusung Prabowo - Sandiaga berkumpul di Kertanegara untuk membahas sejumlah isu. Ketiga ketua umum yang hadir diantaranya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Presiden PKS Sohibul Iman. Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak hadir dalam pertemuan tertutup tersebut.

Selain itu , Prabowo- Sandiaga juga beranggapan bahwa melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan dikarenakan lemahnya fundamental ekonomi yaitu defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account deficit). Selain itu Sandiaga mengungkapkan menurunnya sektor manufakturing dan pertumbuhan sektor manufakturing yang dinilai masih di bawah pertumbuhan ekonomi.

"Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30% PDB pada tahun 1997, sekarang tinggal 19% PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita," ujarnya.

Koalisi kubu penantang menganggap melemahnya fundamental ekonomi tidak terlepas dari ketidakberhasilan pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti beras, gula, garam, bawang putih, dan lain-lain. Terkait hal itu, koalisi mengimbau kepada pemerintah untuk lebih waspada dan mengambil langkah langkah konkret untuk mengatasi masalah ekonomi.

Sandiaga mengungkapkan pemerintah dinilai perlu mendayagunakan ekonomi nasional untuk mengurangi impor pangan dan impor barang konsumsi yang tidak urgent, bersifat pemborosan, dan barang mewah yang ikut mendorong kenaikan harga harga bahan pokok, serta mengurangi secara signifikan pengeluaran pengeluaran APBN & APBD yang bersifat konsumtif, seremonial, dan yang tidak mendorong penciptaan lapangan kerja.

"Semoga Allah SWT akan senantiasa memberi taufik dan hidayahnya serta meridhoi kehidupan berbangsa dan bernegara kita," katanya.

Editor: Surya