Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tanjungpinang Pelaksana Vaksinasi MR dengan Partisipasi Tertinggi di Kepri
Oleh : Habibi Khasim
Sabtu | 25-08-2018 | 19:28 WIB
tpi-mr.jpg Honda-Batam
Pemberian vaksin MR di salah satu SD wilayah Tanjungpinang. (Foto: Habibi Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam mengklaim tingkat partisipasi pada program vaksinasi Measles (campak) dan rubella (MR) di Tanjungpinang sudah mencapai 40,99 persen.

Menurut Rustam, raihan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan pelaksanaan vaksinasi di kabupaten/kota lain.

Posisi kedua ditempati Kabupaten Lingga dengan persentase mencapai 27,43 persen, disusul kabupaten Kepulauan Anambas dengan 26,05 persen, Kota Batam, 24,98 persen, Kabupaten Bintan 17,95 persen, Kabupaten Karimun 15,35 persen, dan yang paling kecil partisipasinya adalah Kabupaten Natuna 9,4 persen.

Kendati raihan persentase partisipasi di Tanjungpinang paling tinggi, Rustam mengaku itu belum cukup. Pasalnya, masih perlu kerja keras bersama agar bisa sampai 100 persen dengan jumlah partisipasi 56.031 anak.

"Jika orangtua memberikan dukungan secara maksimal, target imunisasi bisa dicapai," kata Rustam, Sabtu (25/8/2018).

Menurut Rustam, peran orangtua yang ikut aktif mendukung pelaksanaan vaknisasi campak dan rubella ini menjadi penting. Terlebih ketika sebelumnya penolakan terjadi lantaran vaksin ini belum mendapat sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia.

Namun, setelah dikeluarkan fatwa yang menyebutkan vaksinasi boleh dilakukan, Rustam menilai inilah momentumnya. "Karena bagaimana pun faktor pencegahan penyakit ini yang penting. Dan ini juga yang ingin ditekankan oleh pemerintah, maka targetnya harus bisa 100 persen," kata Rustam.

Rustam menjelaskan, sejak tahun 1982, Indonesia sudah melaksanakan pemberian imunisasi campak secara rutin untuk anak usia sembilan bulan. Dalam kurun waktu tiga dasawarsa program imunisasi rutin campak ini berjalan, cakupan yang dicapai secara nasional sudah cukup tinggi namun tidak merata di seluruh wilayah sehingga menyisakan daerah kantong yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa.

Di sisi lain, dengan mempertimbangkan situasi beban penyakit Rubella dan CRS di Indonesia, maka dilaksanakan introduksi (pengenalan) vaksin Rubella ke dalam program imunisasi rutin. Vaksin Rubella dikemas dalam bentuk kombinasi dengan vaksin Campak menjadi vaksin Measles Rubella (MR) dan mulai digunakan pada tahun 2017 lalu di enam provinsi (Pulau Jawa), dan saat ini mulai digunakan di 28 provinsi lainnya (luar Pulau Jawa).

"Mencegah itu tetap lebih baik daripada mengobati. Karena itu, perlu dukungan dan kesadaran orangtua untuk tumbuh kembang si buah hati," terang Rustam.

Editor: Gokli