Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anton Sebut Mindo Selalu Diantar Jemput Istrinya
Oleh : Roni Ginting/Dodo
Senin | 30-01-2012 | 17:23 WIB
AKBP-Anton-dipersidangan.gif Honda-Batam

AKBP Anton Setyawan saat memberikan kesaksian di PN Batam. (Foto: Roni/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Kabag Bin Opsnal Dit Reskrimsus Polda Kepri, AKBP Anton Setiyawan dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri (PN) Batam mengungkapkan kronologis penangkapan Ujang dan Ros serta pencarian jenazah Putri Mega Umboh di hutan Punggur. 

Dituturkan Anton, pada Kamis (23/6/2011) malam dirinya mengantar Mindo ke Bandara Hang Nadim dan ketemu di bundaran sekitar bandara. 

"Sepengetahuan saya, Mindo diantar jemput sama mendiang istrinya, Putri Mega Umboh kalau ke kantor," ungkap Anton. 

Selanjutnya pada Jumat (24/6/2011) pukul 07.00 WIB juniornya Mindo Tampubolon mengikuti apel di Mapolda Kepri. Saat itu Mindo bertindak sebagai komandan pletonnya (Danton). 

Setelah apel pagi diikuti ada sebuah acara ulang tahun, sekitar pukul 16.00 WIB, Mindo menemui saksi minta diantar ke Perumahan Anggrek Mas 3 karena istrinya, Putri Mega Umboh tidak bisa dihubungi. 

"Dia bilang mau menumpang karena istrinya tidak bisa dihubungi. Mampir di Kepri Mal dan mengantar ke arah rumah," katanya dalam persidangan.

 

Tepat di pos satpam, Mindo berkata kepada Anton minta diturunkan dekat pos satpam karena jarak kerumah Mindo hanya satu rumah dari pos satpam tersebut. 

"Sepertinya istri saya tidak ada karena mobil tidak ada. Jaraknya 100 meter ke pos satpam," katanya. 

Sekira pukul 20.00 WIB, Anton sedang makan dengan dua temannya di Nagoya. Pukul 21.00 WIB ada telpon dari Mindo yang mengatakan anak serta istrinya belum pulang ke rumah. 

"Nelpon dengan suara terisak sampai saat ini anak istri belum kembali. Kami langsung datang ke rumah Mindo Pukul 21.30 WIB. Di sana sudah ada Komaruddin dan tukang kunci membuka kunci rumah," terang Anton. 

Saat itu Anton masuk ke dalam rumah, namun hanya sampai ke ruang tamu. Dan saat itu di dalam rumah dia tidak melihat ada yang janggal. 

"Kembali mohon petunjuk dan cari mobil X-trail ke Ocarina. Lalu bergabung dengan Mindo, Komaruddin, Dewa, Guci dan Retno. Dari Tiban ke Baloi tidak ada juga," katanya. 

Pukul 01.00 WIB dini hari, Mindo terpikir kalau pembantunya Ros pernah dibawa kabur pacarnya namanya Ujang dan Mindo tahu kosnya. Saat ditelusuri ke kos Ujang di Tanjung Uma ternyata nihil. 

"Saat ke kos tersebut saya tinggal di mobil dan tertidur. Mindo lalu membangunkan dan mengatakan abang silahkan pulang dan istirahat," ujar Anton. 

Akhirnya, Mindo membuat laporan resmi pada Sabtu pagi pukul 09.00 WIB. Anton memberi perintah ke Lantas, Intel Polres untuk menelusuri mobil X-Trail sebagai satu-satunya petunjuk. 

"Kita juga minta bantuan Densus 88 untuk melacak handphone, posisi handphone diketahui di Plamo Garden. Kita sisir tak dapat," lanjutnya.

 

Sekitar pukul 15.00 WIB Anton ikut mencari ke Jembatan 6 Barelang dan Sembulang. Pukul 20.00 WIB, Ujang ketemu di Hotel Bali dan langsung diamankan ke Polsek Lubuk Baja. 

"Ros dipisahkan dengan Ujang. Saya sendiri langsung interogasi Ros, lalu mengatakan mobil ada di Punggur," ungkapnya. 

Sekitar pukul 11.00 WIB Anton ke Punggur, tempat dimana mobil tersebut ditinggalkan. Setelah ditemukan, mobil dibiarkan saja tidak diotak-atik dan dirinya menelepon tim identifikasi. 

Ros selanjutnya dibawa ke Polsek Batam Kota. Di sana sudah ada beberapa satpam. Bolak-balik interogasi selalu berubah. Lalu Ros mengatakan ibu Putri sudah dibunuh dengan pelaku Ujang. 

"Saat itu Ros juga sempat mengatakan kalau ditanya Ujang jangan katakan saya yang beritahu," katanya. 

Ujang saat itu langsung dimasukkan ke sel tahanan Polsek Batam Kota. Sedangkan tim berangkat berangkat ke Punggur bawa Ros, mereka berhenti di dekat hutan seperti petunjuk Ros, ternyata tidak ada. Saat itu Ros mengatakan mungkin salah, ada di belakang lagi.

 

"Untuk lebih yakin Anton memerintahkan untuk mengeluarkan Ujang bawa ke Punggur. Ditemukan tas berwarna merah tempat menyimpan almarhum. Karena tidak tega saya tidak turun, hanya tim identifikasi yang turun. Ada kain berwarna merah muda," tuturnya. 

Usai mendengarkan keterangan saksi Anton, Majelis Hakim yang dipimpin oleh Reno dan dibantu hakim Ridwan dan Riska menunda persidangan hingga Kamis (2/2/2012).