Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perdebatan Sejarah Malaysia

Laksamana Hang Tuah, Mitos atau Fakta
Oleh : Redaksi/Mg
Sabtu | 21-01-2012 | 13:36 WIB
Hang_Tuah.jpg Honda-Batam

Hang Tuah. Foto:ilustrasi

JOHOR, batamtoday - Ahli sejarah Malaysia menolak keberadaan Hang Tuah. Laksamana besar itu dianggap hanya sebuah mitos dan tidak bisa dibuktikan dalam catatan manapun. Menanggapi hal itu, pemerintah Malaysia mengambil inisiatif untuk melakukan penelitian arkeologi.

Berdasarkan cerita rakyat Melayu, nama Hang Tuah banyak disinggung sebagai salah satu tokoh besar di abad ke-15.

Ketua Badan Arkeologi Malaysia, Prof Dr Nik Hassan Suhaimi Abdul Rahman menyatakan pihaknya hingga kini terus menggali temuan-temuan baru untuk membuktikan legenda Hang Tuah. Juga empat panglima besar lainya, Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu dan Hang Kesturi.

"Kita juga tidak bisa menafikan keberadaan makam Hang Tuah. Meskipun nama di makam yang kami teliti tidak tertera Hang Tuah, penemuan tinggalan keramik oleh penelitian arkeologi, jelas menunjukkan zaman itu adalah abad ke-15 yaitu zaman Hang Tuah,"katanya seperti dirilis dari Berita Harian, Sabtu(21/1/2012).

Keberadaan makam tersebut didukung dengan cerita rakyat yang hingga kini masih terjaga di komunitas Melayu Malaysia. Namun tim arkeolog Malaysia belum memastikan 100 persen mengingat hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, termasuk melakukan penggalian dan mengambil sample DNAnya.

"Meskipun ada saran untuk melakukan penelitian ilmiah untuk menentukan keabsahan keberadaan Hang Tuah melalui proses DNA, ia sulit dilakukan karena melibatkan metode yang rumit. Tidak hanya itu, pengambilan sampel juga dikhawatirkan akan merusak situs yang ada karena kami harus melakukan penggalian," ujar Nik Hassan Suhaimi.

Baru-baru ini, ahli sejarah, Prof Tan Sri Khoo Kay Kim, menolak keberadaan laksamana Hang Tuah, juga empat rekannya dan Puteri Hang Li Po karena tidak rekaman sejarah yang mencatat mereka pernah ada di muka bumi ini. 

Sehubungan itu, Kay Kim berkata, buku teks sejarah akan ditulis kembali untuk menyelaraskannya dengan fakta dan bukannya mitos dan legenda, termasuk penceritaan tentang Hang Tuah, Hang Jebat dan Puteri Hang Li Po.