Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fahri Nilai Pelaku Bom Bunuh Diri Tak Paham Agama dan Syariat Islam
Oleh : Irawan
Selasa | 15-05-2018 | 14:40 WIB
fahri_hamzah_dpr21.gif Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai pelaku teror bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur tidak paham agama, dan bahkan mereka tidak memiliki ulama. Jangankan syariat dalam perang, sementara syariat dalam hidup yang damai aja mereka tidak paham.

"Mereka bukan orang Islam, mereka robot yang diprogram untuk misi merusak nama agama Islam secara simbolik," tegas Fahri lewat pesan singkat yang diterima wartawan, Selasa (15/5/2018), menyikapi maraknya aksi teror akhir-akhir ini.

Betulkah mereka robot? Saya ingin menceritakan robot lain: "Suatu hari George Bush Jr, menyerang Iraq dan membunuh Saddam Husen serta membuat perang sipil dan pengungsian yang mengorbankan jutaan jiwa dengan alasan fiktif: senjata pemusnah massal".

Mereka, lanjut Fahri, menganggap diri membela agama, tapi tidak punya 'maroji' (rujukan), tidak bermazhab, tidak paham bahasa Arab. Bukan itu saja, pelaku teror bom, orang yang tidak punya organisasi, sosial atau politik, juga tidak pernah haji atau umroh.

"Mereka, setelah meninggal biasanya baru terungkap hidupnya tertutup, jarang bergaul, jika perempuan bercadar, dikenal sebagai orang biasa saja, dan lain-lain identitas yang intinya adalah bahwa ia 'punya dunia sendiri' yang tidak pernah tidak terlacak," tulis Fahri.

Para pelaku teror, tambah Fahri, tidak mengerti Islam, karena menyerang rumah ibadah, membunuh ibu dan anak-anak. Padahal, semua yang dilakukan mereka itu jelas-jelas dilarang dalam perang dan damai.

"Memang mudah menumbuhkan jenggot, nggak usah dicukur, memakai celana cingkrang, atau perempuan mereka bercadar dll, untuk mengelabui manusia, tapi Allah maha tahu. Tetapi mereka tidak mengerti Islam," sebutnya.

Dan, jika mereka mengerti apa yang dilarang agama, tambahnya, tidak mungkin mereka menyerang rumah ibadah, membunuh ibu dan anak-anak.

"Sebab jika memang mereka ingin mati sebagai syuhada, mengapa menyerang tempat yang diharamkan agama? Mengapa tak menunggu mati di bulan suci?" kata politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Diakhir pernyataanya, Fahri Hamzah menyampaikan ucapan duka yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Surabaya tersebut. Dan, meminta kepada aparat untuk bertindak tegas dengan menumpas habis sel-sel teroris di Indonesia.

Diketahui, beberapa hari ini, aksi teror di sejumlah tempat terjadi. Mulai teror di Mako Brimob, Depok Jawa Barat, aksi bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya, Rusunawa Sidoarjo, hingga di Mapoltabes Surabaya. Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya tersebut mengakibatkan banyak korban tak berdosa berjatuhan.

Hasil identifikasi Polda Jatim menyebutkan bahwa total jumlah korban bom di tiga gereja di Surabaya serta di rusunawa Wonocolo Sidoarjo dan Mapoltabes Jawa Timur, mencapai 28 orang harus merengang nyawa.

Sementara korban luka-luka baik dari warga masyarakat maupun petugas kepolisian berjumlah 57 orang. Di antara korban luka ada juga anggota keluarga orang yang diduga menjadi pelaku pengeboman

Dua peristiwa meledaknya bom tersebut terjadi pada Minggu (13/5/2018). Bom di Surabaya berlangsung pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB sementara bom di rusunawa Wonocolo sekitar pukul 21.00 WIB malam. Sedang di Mapoltabes Surabaya, Jawa Timur, terjadi pada Senin (14/5/2018) sekitar pukul 09.30 WIB.jatuhnya korban meninggal dunia, hingga puluhan mengalami luka-luka.

Adapun total pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur mencapai 13 orang. Sebanyak 6 orang di tiga gereja di Surabaya, 3 orang di Wonocolo Sidoarjo, 4 orang di Mapoltabes Surabaya. Dari ke-13 itu pelaku bom bunuh diri, 6 orang diantaranya anak-anak usia 12 tahun dan 9 tahun.

Editor: Surya