Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gunakan Anak-anak sebagai Pelaku Bom Bunuh Diri

Presiden Sebut Aksi Terorisme di Surabaya sebagai Tindakan Biadab di Luas Batas
Oleh : Redaksi
Minggu | 13-05-2018 | 20:04 WIB
Jokowi_sby_bom.jpg Honda-Batam
Presiden Jokowi saat jumpa pers di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur

BATAMTODAY.COM, Surabaya - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut teror bom di 3 gereja di Surabaya sebagai aksi biadab. Jokowi menegaskan negara tidak akan tinggal diam untuk mengusut jaringan pelaku teroris.

"Hari ini telah terjadi aksi teror di 3 lokasi di Surabaya. Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan. kemanusiaan yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisian dan juga anak-anak yang tidak berdosa," kata Jokowi dalam jumpa pers di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Menurut Presiden, tindakan biadab di luar batas itu adalah pelaku teror juga menggunakan dua orang anak yang usia kurang dari 10 tahun sebagai pelaku bom bunuh diri.

"Jadi tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas, termasuk pelaku yang menggunakan dua anak berumur kurang lebih 10 tahun yang digunakan juga untuk pelaku bom bunuh diri," tegas Jokowi.

Jokowi meniegaskan, terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun. Semua ajaran agama menolak terorisme apa pun alasannya.

Ia menilai tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita kita semuanya atas jatuhnya korban akibat serangan bom bunuh diri di Surabaya ini.

"Pagi tadi saya sudah memerintahkan kepada Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan saya perintahkan untuk membongkar jaringan itu sampai akar- akarnya," ujar Presiden.

Presiden mengatakan, seluruh aparat tak akan membiarkan tindakan pengecut semacam ini dan mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama nilai nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebinekaan.

"Saya juga mengimbau seluruh rakyat di seluruh pelosok tanah air agar semua tetap tenang, menjaga persatuan dan waspada. Hanya dengan upaya bersama seluruh bangsa terorisme dapat kita berantas kita harus bersatu melawan terorisme," katanya

Terakhir, Presiden Jokowi mengajak mendoakan kepada para korban yang meninggal dunia semoga mereka mendapatka tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan.

"Korban-korban yang luka-luka mari kita doakan agar diberi kesembuhan dan negara, pemerintah menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban," katanya.

Pelaku satu keluarga
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap teror bom di tiga gereja di Surabaya dilakukan oleh satu keluarga. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak ini tak lepas dari jaringan JAD-JAT.

"Pertanyaan ini kelompok mana? Tidak lepas dari kelompok JAD JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Di Indonesia JAD dipimpin Aman Abdurahman yang ditahan di Mako Brimob, Kemudian kelompok pelaku satu keluarga terkait sel JAD yang ada di Surabaya. Dia ada lah ketuanya Dita ini," ungkap Kapolri lagi.

Kapolri mengungkap rentetan aksi teror yang dilakukan keluarga bomber di Surabaya ini. Ayah berinisial D menyopiri mobil Toyota Avanza berisi bom. Mobil ini ditumpangi istrinya berinisial K dan dua anaknya.

D kemudian menurunkan (mendrop) istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, dan kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta. Setelah semua keluarga di drop, D kemudian meledakan mobil tersebut di Gereja Pantekosta.

Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria. Keduanya meledakkan diri di gereja Santa Maria. "Semua adalah serangan bom bunuh diri, satu keluarga," kata Tito.

Editor: Surya