Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspadai Harga Properti yang Fantastis
Oleh : Redaksi/detikFinance
Rabu | 11-01-2012 | 15:03 WIB

JAKARTA, propertynews - Indonesia Property Watch (IPW) mengingatkan agar masyarakat tak terjebak dengan penawaran harga jual properti seperti perumahan yang nilainya sangat fantastis.

Harga-jual yang terlalu tinggi dengan iming-iming kawasan strategis, belum menjamin gainnya sesuai yang diharapkan bahkan bisa-bisa nilai properti di kawasan itu mendekati harga jenuh (over value).

"Harga yang ada, bukanlah harga yang benar-benar terjadi dari mekanisme pasar. Melainkan harga yang ditetapkan oleh pengembang melalui pasar primer," kata Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda seperti dikutip dari detikFinance, Rabu (11/1/2012).

Menurutnya padahal pada pasar sekunder (bukan baru), kenaikan tidak setinggi kenaikan harga yang dipatok oleh pengembang. Ini yang dinamai harga properti 'digoreng' pengembang, karena setelah harga terlanjur terlalu tinggi dan dipaksa tinggi oleh pengembang. Akibatnya secara investasi menjadi tidak semenarik sebelumnya.

Meski demikian Ali sadar, penentuan harga menjadi hak penuh pengembang. Jadi, masyarakatlah yang harus jeli dalam menganalisa, mana kawasan properti yang over value dan mana yang masih prospektif.

Saat ini, lanjut Ali, kondisi demikian membuat pasar properti di Indonesia menjadi tidak sehat dan tidak stabil. Jika sewaktu-waktu terjadi koreksi pasar, harga properti turun dan langsung membentuk keseimbangan baru.

Bagi sebagian pengembang, kenaikan harga properti yang secara periodik (rata-rata setiap tiga bulan) hanya sekedar trik marketing. Tujuannya untuk merangsang pembelian baru. Naiknya harga juga tidak menimbulkan bubble di industri properti dalam negeri.

Kecenderungan ini mengakibatkan over value, atau harga telah terkatrol tinggi, melebihi psikologis pasar. Adalah apartemen dan perumahan kelas atas yang merasakan dampak over value ini.

"Pasar digiring ke arah pasar jenuh, dan seakan-akan properti yang dibeli memperoleh capital gain yang tinggi karena kenaikan tersebut," katanya.

Ia mengingatkan keuntungan atau capital gain adalah harapan bagi konsumen yang ingin berinvestasi properti. Namun harus dicermati lebih dalam apakah properti yang dibeli sesuai ekspektasi?